REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Rusia, SV Lavorv melakukan perundingan dengan Deputi Perdana Menteri Suriah, Q Jamil dan Menteri Suriah untuk Rekonsiliasi Nasional, A Haidar, di Moskow, Selasa (21/8). Dalam pernyataan pers yang dikeluarkan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Kamis (23/8) membahas aksi konkret untuk mempromosikan rekonsiliasi nasional di Suriah.
"Kami membahas topik yang paling penting, aksi-aksi konkret yang diperlukan untuk mempromosikan rekonsiliasi nasional dengan cara yang memungkinkan. Saya menyambut baik fakta bahwa pemerintah Suriah membentuk kementerian khusus atas masalah ini," kata Lavorv dalam pernyataanny aitu, .
Dikatakannya, bisa saja ada beberapa cara yang berbeda sudah dilakukan untuk itu. Tapi, yang paling utama, katanya, adalah rekonsiliasi nasional sebagai satu-satunya jalan untuk menghentikan pertumpahan darah sesegera mungkin. Cara itu juga dapat menciptakan kondisi bagi Suriah untuk duduk bersama dan menegosiasikan masa depan bangsanya tanpa intervensi pihak asing.
"Dalam konteks ini, kami membahas rencana yang disiapkan Menteri Rekonsiliasi Nasional Suriah, dan menyampaikan harapan dan usul kami untuk melibatkan sejumlah kelompok oposisi sebisa mungkin dalam kegiatan ini. Masing-masing perwakilan dari pemerintah dan oposisi bisa melakukan pembicaraan sesering mungkin. Sepertinya, kolega kami dari Suriah memperhatikan hal ini," katanya.