REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO---Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena keracunan setelah mereka meminum air tercemar di Desa Sansafat di Gubernuran Menoufia di Mesir telah mencapai 175, kata Kementerian Kesehatan Mesir, Kamis (23/8).
Di antara 175 orang tersebut, 41 orang dibawa ke rumah sakit pada Kamis, kata Kepala Bagian Obat Pencegah di Kementerian Kesehatan Amr Qandil. Ia menyatakan tak seorang pun berada dalam kondisi gawat.
Jumlah kasus yang tercatat mengenai orang yang keracunan setelah meminum air tercemar sejak wabah itu menyebar pada Ahad (20/8), hari pertama Idul Fitri, sejauh ini telah mencapai 4.179, demikian laporan kantor berita resmi Mesir, MENA.
Menteri Kesehatan Mesir Mohamed Moustafa, memerintahkan pemeriksaan air di desa yang terpengaruh setiap dua jam dan menutup semua tempat penyaluran air tanpa izin atau pribadi.
Setiap orang yang didapati bersalah dalam kasus itu akan dikenakan sanksi sesuai hukum, kata Moustafa.
Menteri tersebut juga mengunjungi rumah sakit tempat para korban menjalani perawan medis. Keluarga korban yang marah memperlihatkan kepada menteri itu sebotol air berlumpur.
Menurut Amr Qandil, analisis awal memperlihatkan air tercemar tersebut belum dijernihkan dengan menggunakan klorin dan 90 persen orang yang keracunan memperoleh air dari sumber sah di pemerintah. Hasil akhir direncanakan diumumkan pada Sabtu atau Ahad.
Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Yasser Ali mengatakan satu tim pemerintah telah dibentuk guna menangani krisis air tercemar tersebut di Gubernuran Menoufia.
Kemerosotan prasarana adalah alasan di balik krisis tersebut, kata Ali. Ditambahkannya, beberapa jaringan air tercampur dengan jaringan air kotor di Menoufia.