REPUBLIKA.CO.ID, SFAXM TUNISIA -- Sekitar 60 demonstran pada Kamis menyerang satu kantor polisi di wilayah Sfax tengah menyusul konflik dengan wakil partai yang berkuasa Islamis Ennahda, kata polisi.
Para demonstran menuntut pembebasan tiga orang yang ditangkap menyusul bentrokan pada Rabu dengan anggota Ennahda yang dituduh berusaha mengambil kendali satu perhimpunan lokal, kata seorang perwira polisi.
Mereka membakar mobil dan mengobrak-abrik kantor polisi sebelum petugas campur tangan, membubarkan para pengunjuk rasa dengan menggunakan gas air mata.
Semakin banyak demonstrasi yang terjadi musim panas ini sebagai protes pada kegagalan pemerintah untuk mengatasi pengangguran, pemutusan air dan listrik dan isu-isu hak asasi manusia.
Negara ini juga telah mengalami serangkaian insiden terkait dengan Islam ultra-konservatif Salafi di Tunisia selama 14 bulan terakhir.
Ennahda telah mendapat kecaman dari aktivis hak asasi manusia berkait penyusunan hukum, yang belum diperdebatkan di parlemen, yang bisa melihat siapa pun yang didakwa melanggar nilai-nilai sakral dipenjara selama dua tahun.
Banyak pihak yang menganggap hal ini sebagai upaya untuk mengekang kebebasan berekspresi dan kreativitas, sedangkan oposisi dan kelompok-kelompok masyarakat sipil telah berulang kali mengkritik pemerintah karena gagal menahan Salafi yang mengganggu serangkaian acara budaya yang dianggap tidak Islami.