REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sanksi sepihak beberapa negara terhadap Suriah takkan menghalangi kerja sama Rusia dengan negara Timur Tengah tersebut. "Sanksi itu sepihak terhadap Suriah. Untuk itu Rusia sangat kritis, bukan alasan untuk menyudahi program ekonomi gabungan dan rencana lain," kata kementerian Rusia di dalam satu pernyataan mengenai kemungkinan pinjaman Rusia buat Suriah.
Menurut pernyataan yang dilansir Xinhua yang dipantau Antara, Jumat (24/8), hubungan ekonomi Rusia dengan Suriah telah berkembang secara dinamis, kendati negara itu menghadapi krisis selama 18 bulan. "Kerja sama ekonomi dengan Suriah pada industri gas dan minyak, energi, transportasi dan pertanian dibahas selama kontak ini."
Kementerian itu menyoroti kunjungan baru-baru ini oleh delegasi pemerintah Suriah. Pada Agustus, delegasi pemerintah Suriah yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Urusan Ekonomi Qadri Jamil dua kali mengunjungi Moskow. Selama kunjungan pertama, pembicaraan diadakan dengan pemimpin usaha dan pejabat Rusia mengenai cara meringankan dampak dari sanksi Barat terhadap Suriah.
Sementara itu di Ankara, para pejabat Turki dan Amerika Serikat, Kamis, mengadakan pertemuan pertama untuk membahas rencana operasional guna membahas usaha mengakhiri pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad. Pertemuan itu diadakan untuk mengkoordinasikan berbagai langkah militer, intelijen dan politik dalam krisis di Suriah sejak penumpasan terhadap protes damai pada Maret 2011, yang menurut para pegiat HAM, menewaskan lebih 23.000 orang.