Jumat 24 Aug 2012 14:08 WIB

Mesir-Israel Didesak Bicara Soal Sinai

Victoria Nuland
Foto: www.thecapitalpost.com
Victoria Nuland

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Hillary Clinton, mendesak Menlu Mesir untuk membuka saluran komunikasi dengan Israel. Desakan itu terkait dengan ketegangan akibat serangan Mesir terhadap gerilyawan di Gurun Sinai, kata Departemen Luar Negeri AS, Kamis (23/8).

Hillary berbicara dengan Menlu Mesir, Mohamed Kamel Amr, pada Rabu dan menekankan pentingnnya bertindak secara transparan, saat Kairo mengerahkan pesawat dan tank ke Sinai. Pengerahan alat-alat tempur itu adalah yang pertama kalinya sejak perang dengan Israel pada 1973.

Tujuan tindakan Mesir ialah untuk memburu gerilyawan yang dituduh menewaskan 16 penjaga perbatasan dalam serangan pada 5 Agustus. "Seruan ini sejalan dengan serangkaian kontak yang telah kami lakukan dalam beberapa belakangan dengan pejabat Mesir dan Israel untuk mendorong kedua pihak agar terus membuka saluran komunikasi," kata Juru Bicara Kemenlu AS, Victoria Nuland.

Para pejabat Israel telah menyampaikan keprihatinan mengenai pengerahan militer Mesir, dan mengatakan masuknya kendaraan ke wilayah Sinai tak dikoordinasikan. "Tindakan itu juga dinilai sebagai pelanggaran atas kesepakatan perdamaian 1979," demikian laporan Reuters yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat (24/8).

Pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu belum mengajukan protes resmi, dan memilih untuk berusaha menyelesaikan masalah tersebut, termasuk penengahan AS guna menghindari memburuknya hubungan dengan Kairo. Sejak tahun lalu, hubungan Israel dan Mesir tegang, khususnya sejak Hosni Mubarak digulingkan oleh pemberontakan rakyat.

Nuland mengatakan, "Situasi keamanan di Sinai mesti ditangani, yang terpenting memperkokoh keamanan Mesir, tapi juga memiliki dampak positif pada keamanan tetangganya dan wilayah itu secara keseluruhan." Namun, ia tak bersedia mengatakan apakah AS percaya Mesir telah bertindak tidak transparan atau gagal terus memberitahu Israel.

sumber : Antara/Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement