Sabtu 25 Aug 2012 07:31 WIB

Inilah Propaganda Israel-Barat untuk Iran dan IAEA

Fasilitas nuklir Iran
Foto: telegraph.co.uk
Fasilitas nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, Babak baru perundingan Iran dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) diselenggarakan pekan ini di tempat perwakilan tetap Iran di Wina, Swiss. Ali Asghar Soltaniyeh, Wakil Tetap Iran di IAEA dan Herman Nackaerts, Wakil Dirjen IAEA yang sekaligus ketua tim perundingan IAEA akan melakukan perundingan terkait masalah nuklir Iran.

 

Menjelang pelaksanaan perundingan ini, media-media Barat dan Israel mulai melakukan propaganda dan menyebarkan isu anti-Iran, tapi pada saat yang sama mereka menyebut penyelenggaraan KTT GNB Ke-16 di Teheran sebagai kekalahan Amerika dan sekutunya menghadapi Iran.

Barat tetap menggelar propaganda ini, sekalipun Yukiya Amano, Dirjen IAEA menjelang perundingan ini menyatakan bahwa IAEA akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk berunding dengan Teheran. Menurutnya, IAEA akan berusaha sekuat tenaga dalam meraih kesepakatan dengan Iran dalam situasi yang kondusif. Dari laporan-laporan yang ada menyebutkan IAEA meminta perlunya pemeriksaan terhadap instalasi militer Parchin di Iran. IAEA mengklaim bahwa gambar satelit menunjukkan adanya kemungkinan operasi pembersihan dan penggalian tanah di kawasan ini. Oleh karenanya, harus dilakukan pemeriksaan terkait masalah ini.

Para diplomat IAEA mengatakan bahwa gambar-gambar satelit menunjukkan ada aktivitas yang dilakukan setelah aksi pembersihan di Parchin dan meminta Iran untuk memberikan penjelasan lebih lengkap. Mereka mengatakan bahwa kunjungan ke Parchin merupakan prioritas perundingan hari Jumat dengan Iran dan para penyidik IAEA ingin melakukan pemeriksaan seluruh daerah ini.

Tampaknya IAEA ingin melakukan pemeriksaan instalasi militer keluar dari kerangka undang-undang organisasi ini sendiri. Sementara Iran sendiri menolak adanya aktivitas yang berhubungan dengan program nuklir di Parchin dan menyatakan bahwa IAEA harus memperjelas apa yang diinginkan untuk mengunjungi instalasi militer Parchin, sehingga berdasarkan kerangka itu mereka dapat melakukan kunjungan. Sebelumnya, Iran dan IAEA telah melakukan dua putaran perundingan untuk mempersiapkan konsep Medalite dan koridor untuk menyelesaikan masalah yang tersisa dari masalah nuklir Iran, tapi hingga kini perundingan ini tidak membawa hasil apapun.

Begitu juga pasca pertemuan Dirjen IAEA, Yukiya Amano bulan lalu dengan para pejabat Iran, termasuk Saeed Jalili, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran dan Fereydoon Abbasi, Ketua Badan Energi Atom Iran di Teheran kedua pihak menyatakan harapannya untuk berunding demi mencapai kerangka kerjasama untuk menyelesaikan masalah yang ada. Dewan Gubernur IAEA rencananya akan bersidang pada 10-14 September mendatang. 

 

 

sumber : IRIB/IRNA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement