Sabtu 25 Aug 2012 11:53 WIB

Terdakwa Tragedi Batman Pernah Lontarkan Niat Membunuh

James Holmes di pengadilan
Foto: reuters
James Holmes di pengadilan

REPUBLIKA.CO.ID, COLORADO -- Terdakwa penembakan di gedung bioskop, Colorado, Amerika Serikat, James Holmes, pada awal Maret berbicara kepada seorang teman kelasnya bahwa ia ingin membunuhi orang-orang. Pembicaraan itu terjadi empat bulan sebelum terjadinya penembakan membabi buta di Denver, tempat Holmes didakwa telah menembak hingga tewas 12 penonton film, demikian isi dokumen pengadilan yang dikeluarkan hari Jumat (24/8).

"Bukti yang dikumpulkan sejauh ini menunjukkan... terdakwa melakukan pembicaraan dengan seorang teman sekelas tentang keinginan untuk membunuhi orang-orang pada Maret 2012, dan ia akan melakukannya ketika hidupnya berakhir," kata jaksa penuntut seperti yang tertulis di dokumen.

Holmes, bekas mahasiswa Ph.D. bidang ilmu syaraf, didakwa melakukan penembakan pada 20 Juli lalu, saat pemutaran film terbaru Batman "The Dark Knight Rises" di Aurora. Selain 12 orang tewas, 58 orang lagi juga mengalami luka-luka dalam penembakan tersebut.

Dokumen baru itu menggambarkan Holmes sebagai seorang lelaki muda yang karir akademisnya pernah menjanjikan namun terkoyak ketika ia gagal dalam ujian wawancara pascasarjana pada Juni lalu. Salah seorang profesornya mengisyaratkan ia tidak terlalu bagus untuk mengikuti program bersaing Ph.D.

Jaksa penuntut mengatakan di pengadilan hari Kamis (23/8) dalam sidang untuk membahas apakah mereka bisa mendapatkan akses terhadap catatan universitas bahwa Holmes "mengeluarkan ancaman dan apakah ancaman-ancaman itu dilaporkan kepada polisi".

Dalam dokumen pengadilan yang dipublikasikan baru-baru ini, jaksa penuntut menambahkan bahwa Holmes tidak lagi mendapatkan akses ke Kampus Medis Anschutz Universitas Colorado setelah mengeluarkan ancaman tidak jelas kepada seorang profesor pada 12 Juni lalu. Setelah itu ia secara sukarela mengundurkan diri dari program pendidikannya.

Jaksa mengatakan Homes mulai membuat "rencana terperinci dan rumit" untuk melakukan pembunuhan dan memperoleh persenjataan serta baja pelindung usai tidak lagi dibolehkan masuk ke kampus.

Juru bicara universitas Jacque Montgomery mengatakan Kamis bahwa Holmes tidak dilarang masuk ke kampus. Tapi mahasiswa-mahasiswa yang mengundurkan tidak bisa lagi masuk ke fasilitas-fasilitas seperti laboratorium karena kartu mereka dinonaktifkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement