REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Mesir memutuskan akan membuka kembali tempat penyeberangan perbatasan dengan Gaza yang sebagian besar ditutup sejak serangan gerilyawan yang menewaskan 16 tentaranya pada 5 Agustus kemarin. Hal itu dimaporkan kantor berita resmi MENA, Sabtu (26/8).
MENA melaporkan tempat pelintasan Rafah, satu-satunya jalan bagi warga Palstina yang tidak melewati Israel, akan dibuka kembali enam hari dalam seminggu, seperti sebelum serangan itu.
Mesir hanya mengizinkan sejumlah kecil warga Palestina menggunakan pelintasan itu untuk memasuki Gaza setelah serangan di Sinai yang menurut militer dilakukaan di bawah lindungan serangan mortir dari Gaza,
Serangan terhadap pos depan militer itu terjadi saat presiden bsru Mesir Mohamed Moursi, tampaknya sedang berusaha melakukan pendekatan dengan para penguasa Hamas di Jalur Gaza, yang memiliki hubungan tegang dengan orang yang digantikannya Hosni Mubarak.
Serangan terhadap militer Mesir memicu tindakan militer yang tidak pernah terjadi sebelumnyaa di semenajung Sinai, satu pangkalan bagi kelompok garis keras Islam yang diduga melancarkan serangan itu, dan satu tindakan keras diberlakukan dengan menutup terowongan-terowongan penyelundupan antara Mesir dan Gaza itu.
Para pejabat keamanan Sabtu mengatakan para teknisi militer telah menutup 120 terowongan sejak awal operasi itu. Para pejabat Mesir menuduh sekitar 35 pria bersenjata yang menyerang pos tentara itu masuk melalui Gaza melalui jaringan terowongan-terowongan penyelundupan yang terdapat di perbatasan itu. Tetapi para penguasa Gaza mengatakan tidak ada warga Palestina terlibat dalam serangan itu.