REPUBLIKA.CO.ID, KARAKAS -- Kilang minyak Amuay di Venezuela meledak, setidaknya 39 orang dikabarkan tewas. Salah seorang korban tewas adalah anak usia 10 tahun. Sedangkan 80 orang penduduk sekitar kehilangan rumah tinggal serta mengalami luka bakar serius.
Kilang minyak terbesar di negara Amerika Selatan itu meledak, Sabtu (25/8) sekitar pukul 01.15 (waktu setempat). Ledakan diduga terjadi akibat kebocoran pipa gas di salah satu instalasi penyaluran.
Media setempat mengatakan ledakan kali ini adalah yang terburuk dalam sejarah negara anggota pengekspor minyak (OPEC). Menteri Energi Rafael Ramirez mengatakan korban terbanyak adalah anggota satuan pengamanan (Garda Nasinonal) di kilang tersebut.
Menurut dia insiden tersebut tidak akan berdampak pada industri minyak dan gas negara itu. Dia menjamin kebutuhan dalam negeri dan ekspor akan berjalan normal, setidaknya untuk sepekan.Hanya saja dia mengakui indeks harga minyak akan mengalami perubahan kecil.
''Pemerintah tidak akan menghentikan laju ekspor. Peningkatan produksi (di kilang lain) sangat dibutuhkan,'' kata Ramirez seperti dikutip kantor berita Reuters, Sabtu (25/8). Pemerintah secara resmi telah menutup sementara kilang yang memproduksi minyak, sekitar 955 ribu barel per hari (bph) itu.
Dia optimis pengendalian yang dilakukan pemadam kebakaran dan tim yang dikerahkan akan mengembalikan kondisi kilang tersebut. ''Pengoperasian (kembali) Amuay paling tidak dua hari kedepan,'' kata dia. Saluran Televisi Aljazeera memperlihatkan kobaran api di tangki penyimpanan minyak 645 ribu barel yang terbakar membuat langit di Negara Bagian Falcon memerah saat malam hari.