Senin 27 Aug 2012 05:36 WIB

Afsel Tetap Ogah Boikot Minyak Iran

Kilang minyak Iran.
Foto: Reuters
Kilang minyak Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, Catherine Ashton, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa pekan lalu melawat ke Cape Town, ibu kota Afrika Selatan guna mempersiapkan agenda sidang tahunan bersama Uni Eropa dan Uni Afrika yang akan digelar 18 September mendatang di Brussel. Dalam perundingannya dengan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan, Maite Nkoana-Mashabane, Ashton berusaha mengajak Afsel untuk memboikot pembelian minyak Republik Islam Iran.

Namun, Menlu Afsel memberikan reaksi negatif atas permintaan Ashton tersebut. Mashabane seraya mengkritik sanksi minyak Iran mengatakan," Tidak mungkin hal ini terjadi, di mana suatu hari ketika kita bangun tidur kemudian kita mengatakan tidak akan membeli minyak Iran."

Dalam pertemuan tersebut, Mashabane menambahkan, terkait sanksi terhadap Iran kami akan mengirim delegasi ke Brussel untuk merundingkan dampak buruk dari sanksi minyak Iran terhadap Afsel dan negara lain di Afrika dengan Uni Eropa. Afsel memenuhi kebutuhan seperempat minyaknya dari Republik Islam Iran.

Afrika Selatan terhitung negara besar dan berpengaruh di benua Afrika. Afsel juga termasuk mitra dagang besar Uni Eropa serta konsumen besar minyak Iran di benua ini. Penolakan Afrika Selatan terhadap penerapan sanksi sepihak Amerika Serikat dan Uni Eropa atas Iran menunjukkan bahwa mitra dagang mereka pun tidak bersedia bergabung dalam front anti Teheran.

Amerika Serikat dan Uni Eropa tengah berusaha menekan Iran untuk menangguhkan program nuklir sipilnya dengan menerapkan sanksi sepihak. AS dan Uni Eropa juga tak henti-hentinya menebar agitasi negatif terkait program nuklir Iran. Mereka berusaha mencitrakan program nuklir Iran sabagai ancaman bagi keamanan dunia, oleh karena itu, Amerika dan Uni Eropa membujuk para pelanggan minyak Iran untuk ikut bergabung dengan mereka memboikot minyak Iran.

 

sumber : IRIB/IRNA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement