Selasa 28 Aug 2012 01:17 WIB

Badai Isaac Ancam Bagian Selatan Amerika

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
Gambaran Badai Isaac yang melanda Amerika Serikat bagian selatan.
Foto: guardian.co.uk
Gambaran Badai Isaac yang melanda Amerika Serikat bagian selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, AMERIKA SERIKAT -- Negara bagian selatan Amerika Serikat (AS) menyatakan kondisi dalam bahaya. Badai Isaac yang menggelayut di Teluk Meksiko siap menuju utara dan menyapu daratan beberapa negara bagian.

Gubernur Negara Bagian Alabama, Lousiana, dan Mississippi mengumumkan ancaman tersebut berdasarkan hasil laporan cuaca. Pusat Informasi Badai AS (NHC) mengatakan badai yang semula menghantam Florida Selatan saat Ahad (26/8), telah menewaskan tujuh orang di Haiti.

Dalam beberapa hari badai tersebut akan menjadi lebih hebat dan berbahaya, ketika tiba di darat. Saat mencapai Florida Selatan, sekitar 6.000 kepala keluarga tidak dapat menikmati pelayanan listrik, dan memaksa 500 penerbangan dari bandara internasioanal di Miami, dibatalkan, serta semakin memperburuk 350 ribu korban gempa 2010 yang masih tinggal di kamp-kamp pengungsian.

''Sulit bagi kita, mengingat tujuh tahun yang lalu Badai Kathrina menghadang dan menewaskan ribuan orang di New Orleans,'' kata Gubernur Mississippi, Phil Bryant kepada kantor berita Reuters, Senin (27/8). Phill juga memerintahkan kepada otoritas pelabuhan untuk membersihkan Pelabuhan Gulfport dari kapal kargo maupun kapal tangker yang parkir di pelabuhan tersebut.

Di negara bagian Alabama, perintah evakuasi sudah dikeluarkan untuk seluruh penduduk yang mendiami garis pantai dan dataran rendah lainnya. Begitupun di Lousiana, Gubernur Bobby Jindal mengatakan terdapat 15 wilayah di luar New Orleans yang menjadi perhatian khusus untuk menghadapi badai.Badai Isaac diperkirakan akan mencapai bagian selatan AS saat Senin.

Kekhawatiran pemerintah AS, badai yang akan menyapu kawasan Teluk Meksiko tersebut diyakini memiliki dampak jangka pendek bagi kegiatan eksplorasi lepas pantai di AS. Badai berkecepatan 105 mil per jam itu juga akan menghantam kilang minyak lepas pantai yang memproduksi 23 persen kebutuhan bahan bakar AS, dan 7 persen gas alam lainnya.

Hal ini mulai berdampak pada indeks perdagangan minyak mentah di AS. Tercatat minyak mentah AS diperdagangkan sinilai 96.90 dollar AS di bursa dagang Asia, naik sekitar 75 sen dari harga sebelum Senin (27/8). Di penghujung Ahad (26/8) perusahaan minyak dan gas milik Inggris dan terbesar di Teluk Meksiko telah menghentikan eksplorasi lepas pantainya, dan mengevakuasi seluruh pekerja di laut lepas.

sumber : Reuters/Aljazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement