REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekitar 9.000 pengungsi Suriah memadati perbatasan barat laut negara itu dengan Turki. Mereka tengah menunggu kampung tambahan yang dirahasiakan untuk menampung pelarian akibat pertempuran di Suriah, kata diplomat Turki kepada AFP pada Senin.
Saat berbicara dengan syarat tak dikenali, diplomat itu menyatakan 6.000 pengungsi menunggu di penyeberangan perbatasan Suriah Oncupinar di propinsi Kilis dan 3.000 lagi di perlintasan perbatasan ke propinsi Hatay.
Turki menampung lebih dari 80.000 pengungsi di kampung sepanjang perbatasan itu, tapi tampungan tersebut tidak dapat menerima arus baru dari pertempuran terkini.
"Yang terjadi bukanlah penutupan perbatasan," yang kata pejabat lain Turki kepada AFP, "Itu bahkan bukan atas dasar pertimbangan. Kami menghadapi gelombang besar dan langkah keamanan serta pengawasan jati diri di perbatasan memperlambat sebagian besar arus itu," kata pejabat tersebut.
Masalah itu juga berasal dari kekurangan ruang di Turki untuk menampung pengungsi tersebut, yang terus berdatangan. Pejabat itu menyatakan tiga kampung lagi akan didirikan di propinsi Adiyaman, Gaziantep dan Osmaniye, lebih jauh di dalam negeri itu daripada yang sebelumnya, untuk menampung pendatang baru.
Gelombang pengungsi ke Turki meningkat pada bulan ini sebagai hasil dari serangan tentara Suriah dan pertempuran di kota utara, Aleppo. Pemerintah Turki menyalurkan bantuan untuk pengungsi, yang menunggu di tanah Suriah untuk menyeberang ke Turki.
Pemerintah Turki sebelumnya menyatakan bisa menangani lebih dari 100,0000 pengungsi Suriah dan mengusulkan pendirian daerah penyangga PBB di wilayah Suriah untuk menampung mereka.
"Jika jumlah pengungsi meningkat menjadi 100.000 orang, kita tidak dapat menampung mereka di Turki. Kita harus menampung mereka di wilayah Suriah di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)," kata Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu kepada surat kabar "Hurriyet".
Pemimpin diplomat Turki itu mendesak PBB mendirikan kampung pengungsi "di perbatasan Suriah" untuk menampung warga Suriah, yang lari dari kemelut di negara mereka.
Pejabat Turki menolak menduga-duga tentang penutupan perbatasan jika jumlah pengungsi mencapai 100.000 orang, tapi mendesak masyarakat dunia berbagi beban.
Peningkatan arus pengungsi menimbulkan kekhawatiran akan perulangan Perang Teluk 1991, ketika 500.000 orang Kurdi Irak memadati sepanjang perbatasan Irak dengan Turki.