REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Dua-belas orang tewas dan sebanyak 48 orang lagi cedera, Selasa (28/8), saat satu bom mobil meledak selama proses pemakaman. Menurut laporan TV resmi, saat itu tengah dilakukan penguburan dua orang yang tewas sehari sebelumnya akibat ledakan terpisah di pinggiran Damaskus, Jaramana.

Kedua pemuda itu sebelumnya bertugas sebagai anggota komite lokal Jaramana, kelompok warga sipil dari permukiman tertentu yang dipersenjatai oleh pemerintah guna melindungi daerah mereka dari penyusupan gerilyawan bersenjata.

Beberapa saksi mata di lokasi ledakan, pada Selasa, itu mengatakan orang-orang berlarian dalam keadaan panik, sementara beberapa ambulans bergegas ke lokasi untuk membawa korban tewas dan cedera ke rumah sakit.

"Ini pembantaian," kata seorang saksi mata kepada Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu (29/8) pagi. Seorang saksi mata lain, yang menyebut serangan itu sebagai aksi teror, berteriak, "Jelas para penjahat itu tidak takut kepada Tuhan. Mereka tewas itu anak kecil dan pemuda. Apa salah mereka?"

Ledakan tersebut juga merusak beberapa bangunan di dekatnya, salah satunya kehilangan bagian depannya. Pengeboman semacam itu, terutama di Jaramana, diperkirakan oleh banyak pengulas, akan memperlebar jurang pemisah antar-aliran yang berbeda di Suriah. Kelompok dan aliran itu sudah tenggelam dalam pertikaian sektarian. Kondisi di Jaramana umumnya tenang selama krisis yang berlangsung selama 18 bulan di Suriah.

Ikuti Whatsapp Channel Republika