Rabu 29 Aug 2012 23:33 WIB

Topan Bolaven Terjang Korea Utara

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Dewi Mardiani
Gambaran Topan Bolaven di kawasan Cina dan sekitarnya.
Foto: theweathernetwork.com
Gambaran Topan Bolaven di kawasan Cina dan sekitarnya.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG  --  Prediksi bahwa Topan Bolaven akan menerjang Korea Utara (Korut) akhirnya benar-benar terjadi. Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan bahwa ratusan pohon jatuh dan aliran listrik padam akibat serangan angin yang menyerang negara-negara kawasan lautan pasifik tersebut.

Kerusakan terbesar akibat angin topan tersebut terletak di kota Haeju. "Berhektar-hektar lahan pertanian di provinsi (Hwanghae Selatan) terkena dampak sangat serius oleh topan tersebut. Akibatnya sulit memprediksi bakal terdapat panen tahun ini," tambah laporan tersebut seperti dilansir BBC.

"Kerusakan yang ditimbulkan topan tersebut tampaknya semakin serius," tambahnya. Topan Bolaven adalah bencana kesekian yang menimpa Korut. Pada akhir Juli dan awal Agustus lalu terjadi banjir yang menyebabkan ratusan orang tewas. Korut adalah negara yang sangat bergantung pada bantuan internasional. Akibatnya serangan badai terhadap tanaman di negara tersebut menjadi sebuah pukulan telak.

Sementara itu di negara semenanjung Korea yang lain, Korea Selatan, jumlah korban tewas diakibatkan topan tersebut terus bertambah. Saat ini total korban tewas sebanyak 17 orang. Seperti dilansir Yonhap, dua juta rumah tangga sampai saat ini juga tidak dialiri listrik. Sebanyak 10 orang di negara tersebut tewas dan dua lainnya mengalami luka-luka.

Pencarian terhadap korban dua kapal nelayan yang tenggelam di Pulau Jeju juga terus dilakukan. Sampai berita ini diturunkan masih terdapat delapan awak kapal yang belum ditemukan. Sebelumnya para penjaga pantai Korea Selatan telah menyelamatkan sebanyak 12 orang dan menemukan tujuh korban tewas.

Dua di antara tujuh korban tewas ditemukan Rabu (29/8) lalu. "Kami berhasil menemukan dua jasad lagi di dekat reruntuhan (kapal). Sampai hari ini kami terus menyisir wilayah tersebut," ujar juru bicara Seogwipo Coastguard, Ko Chang-Keon, kepada AFP.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement