REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Pemerintah Myanmar, Rabu (29/8), akhirnya mengeluarkan surat perjalanan untuk tim relawan Palang Merah Indonesia (PMI) yang akan mengirimkan bantuan untuk pengungsi dan korban konflik komunal di negara bagian Rakhine. Tim relawan yang saat ini beranggotakan enam orang itu akan berangkat ke Kota Switte, Rakhine, besok, Kamis (30/8) pagi.
"Iya , surat perjalanan sudah oke. Bahkan, kita diberikan izin untuk menyalurkan bantuan dan masuk ke dalam tempat penampungan pengungsi baik dari muslim Rohingya maupun etnis Rakhine," kata Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI, Arifin M Hadi di Kota Yangon, Myanmar, Rabu (29/8).
Rencananya, lanjut Arifin, tim relawan itu akan berangkat ke Switte dengan menggunakan pesawat komersil. Beserta tim itu, juga dibawa sebanyak 500 kilogram barang bantuan yang akan disalurkan. "Jadi, kita besok berangkat didampingi oleh beberapa orang anggota Myanmar Red Cross Society atau Palang Merah Myanmar. Kita juga membawa sebagian barang bantuan seberat 500 kilogram," kata Arifin.
Sementara itu, pada hari ini, bantuan seberat tujuh ton bantuan lainnya dari PMI untuk pengungsi dan korban pengungsi, Rabu ini, sudah masuk ke dalam kapal kargo. Barang-barang itu sudah dibawa ke Sittwe dengan menggunakan jalur laut. "Diperkirakan bantuannya sampai ke sana memakan waktu tiga sampai lima hari," kata Arifin.B
erdasarkan rencana, lanjut Arifin, setelah tim relawan tiba, maka bantuan yang sudah tiba akan diserahkan kepada para korban dan pengungsi. Penyerahan bantuan itu sendiri akan dilakukan secara kerja sama antara PMI dan Palang Merah Myanmar. Tim relawan akan berada di Switte hingga 31 Agustus. Kemudian, sebagian dari mereka akan pulang ke Tanah Air.