REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV--Israel terus berkampanye lewat kantor kedutaan besarnya di luar negeri dan lewat perbincangan langsung dengan beberapa pemimpin sejumlah negara. Tujuan utamanya untuk memboikot Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok di Teheran atau cukup mengirim delegasi rendahan.
Perdana Menteri Benyamin Netanyahu bahkan terang-terangan menyeru kepada Sekretaris Jendral Ba Ki-Moon untuk tidak menghadiri pertemuan yang berlangsung saat ini.
Sejumlah organisasi Yahudi di AS juga mengirim surat ke Ban mendesaknya untuk tidak pergi ke Teheran. Wakil Presiden Eksekutif, B'nai B'rith Internasional (salah satu lembaga pelobi Yahudi di AS) Daniel Mariaschin, berharap pernyataan Ban yang menentang ucapan Mahmoud Ahmadinejad dan Pemimpin Tertinggi, Ayatollah Ali Khamaeni, menjadi keputusan awal untuk tidak menghadiri konferensi dan cukup mengirim sedikit pejabat ke pertemuan tersebut.
Menurut Mariaschin, seluruh organisasi Yahudi AS mampu berbaris mengadakan pertemuan-pertemuan lobi tersebut dengan presiden dan perdana menteri karena ia meyakini para pemimpin tersebut berada di sisi mereka. "Pertemuan dengan beberapa perwakilan organisasi yahudi Amerika Serikat mampu memberi mereka (pemimpin dunia) gambaran."klaimnya. Meski,
Terkait isu GNB, subyek lain yang juga akan dibahas dalam rapat-rapat di luar Sidang Umum yakni upaya Palestina memperoleh status pengamat di AS sebagai negara non-anggota seperti Vatikan dan menempatkan Hizbullah sebagai daftar teroris dalam Uni Eropa.
Meski kemungkinan Palestina untuk memenangkan suara di Sidang Umum sangat jelas, Mariaschin memastikan bakal ada upaya mendekati negara-negara yang berpengaruh dalam proses pembuatan keputusan atas status Palestina dan membujuk mereka bahwa langkah itu 'tidak akan membawa perdamaian segara' sebaliknya hanya akan menambah ketidakstabilan.
Ia juga memperingatkan pertemuan regional yang sering mengusung isu Palestina sebagia agenda. Menurut Mariaschin, politisasi pertemuan macam KTT GNB dan Liga Arab untuk menaikkan harapan Palestina bahwa komunitas internasional selalu dalam pihak mereka tidak memberi manfaat apa pun. "Yang pasti itu malah membuat Israel frustrasi, memunculkan perasaan mereka tak bisa beristirahat."