REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Hillary Clinton, akan mengunjungi Indonesia pada pekan depan. Kunjungan ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya ia datang pada Februari 2009, setelah pengangkatannya sebagai Menteri Luar Negeri dalam pemerintahan Presiden Barack Obama.
Kedatangan Hillary ke Tanah Air ini sebagai bagian dari turnya ke enam negara di kawasan Asia Pasifik, termasuk ke Cina. Juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha membenarkan akan adanya kunjungan Hillary Clinton. Ia mengatakan Hillary akan bertemu dan berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, dan akan melakukan kunjungan kehormatan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Akan melakukan kunjungan courtesy call kepada Presiden SBY. Seperti biasa ada permohonan atau pengajuan bertemu dengan Presiden dari Menlu negara sahabat itu pasti. Belum lama ini Bapak Presiden juga berkenan menerima courtesy call dari Menlu Cina atau Menlu Tiongkok,” katanya saat ditemui di Bina Graha, Jumat (31/8).
Ia mengatakan, pertemuan antara Hillary dan Presiden SBY dijadwalkan, pada Selasa (4/9). Agenda yang dibicarakan, lanjutnya, lebih pada peningkatan kerja sama yang telah terjalin baik selama ini. “Disamping mempererat persahabatan antara Indonesia dan AS,” katanya.
Rencananya, Hillary dijadwalkan tiba pada Senin (3/9) sore di Bandara Halim Perdanakusumah. Kunjungan ke enam negara tersebut akan dijadikan kesempatan bagi Clinton untuk mendiskusikan kondisi di kawasan Laut Cina Selatan yang memanas belakangan ini.
Clinton akan mengawali kunjungannya ke Kepulauan Cook pada Jumat (31/8) dan akan berbicara dengan sejumlah pemimpin di kawasan kepulauan Pasifik. Setelah itu, dia ke Indonesia, Cina, Brunei Darussalam, dan Timor Leste. Perjalanan Hillary berakhir di Vladivostok, Rusia. Di sana, dia akan mewakili Presiden Barack Obama dalam pertemuan tingkat tinggi para pemimpin ekonomi APEC pada pekan pertama bulan September ini.