Ahad 02 Sep 2012 23:50 WIB

Presiden Jose Dos Santos Kembali Menangi Pemilu Angola

Rep: M Gufron/ Red: M Irwan Ariefyanto
dos santos
Foto: bbc.uk
dos santos

REPUBLIKA.CO.ID,LUANDA -- Presiden Angola Jose Eduardo Dos Santos diperkirakan akan tetap mempertahankan posisinya sebagai presiden. Ini setelah partai pengusungnya, MPLA, mendapat suara terbanyak dalam pemilu pada Jumat (31/8) dengan raihan sekitar 74 persen suara.

Komisi Pemilihan Umum Nasional Angola mencatat, jumlah perolehan suara sementara yang didapat Dos Santos jauh mengungguli sejumlah partai pesaing pada pemilu kedua yang digelar negara tersebut. Sekitar 74 persen suara itu didapat dari penghitungan di 70 persen tempat pemungutan suara. “Meski hasil sementara, sangat positif bagi kami,” kata Juru Bicara MLPA Rui Falcao kepada radio lokal setempat, seperti dikutip Bloomberg, Ahad (2/9).

Menurut Falcao, partainya sedikit lagi akan mendapatkan suara terbanyak untuk memenuhi persyaratan memegang pemerintahan. Sekaligus, memperpanjang masa jabatan Presiden Dos Santos. Dengan kemenangan itu, kata ia, MPLA akan menguasai mayoritas dari 220 anggota parlemen.

Pemungutan suara tersebut merupakan yang pertama diselenggarakan di bawah konstitusi baru yang menghapuskan pemilihan presiden secara langsung.

Dengan konstitusi yang diberlakukan pada 2010, pemimpin partai pemenang pemilihan umum itu secara otomatis menjadi presiden. Pada pemilu sebelumnya, MPLA juga mendapat suara terbanyak, sekitar 82 persen. Kemenangan MPLA akan membawa Dos Santos untuk menjabat sebagai presiden Angola hingga 2017.

Pria yang genap berusia 70 tahun pada pekan ini sudah memerintah negara penghasil minyak nomor dua di Afrika tersebut selama hampir 33 tahun. Dos Santos merupakan pemimpin paling lama kedua di Afrika setelah Presiden Guinea Ekuatorial Teodoro Obiang Nguema Mbasogo.

Sejumlah partai oposisi curiga MPLA melakukan kecurangan dalam meraih perolehan suara. Sebab, ketimpangan suara begitu besar. Seperti UNITA, yang hanya mendapatkan 18 persen suara seusai pemilu tersebut. Salah satu partai oposisi itu sebelumnya juga menuduh MPLA curang pada Pemilu 2008.

Juru Bicara UNITA Alcides Sakala mengatakan, akan mempermasalahkan hasil pemilu ini ke pengadilan. Seusai penghitungan suara, kata dia, pemimpin partai, Isasias Samakuva, mengatakan, akan menggunakan haknya sebagai calon presiden untuk mengajukan gugatan hingga ke tingkat Mahkamah Konstitusi setempat. “Kami masih bertindak di luar hasil pemilu,” ujar Sakala.

Wakil Sekretaris UNITA Domingos Jardo Muekalia mengatakan, pada Pemilu 1992 dan 2008 terdapat penyimpangan substansial yang disengaja untuk memenangkan pemilu. Sejumlah LSM di Angola pun menuduh pemerintah negara setempat tidak menggelar pemilu yang jujur dan adil. “Lingkungan HAM di Angola tidak kondusif untuk pemilu bebas,” katanya.

Seusai pesta demokrasi tersebut, tidak ada perayaan di jalan terkait kemenangan MPLA. Itu menunjukkan kemenangan partai tersebut sudah diduga banyak kalangan.

Partai yang mendapat posisi ketiga, CASA-CE, meraih kurang dari lima persen dalam debut pertamanya pada pemilu kali ini. Partai ini dibentuk oleh pembelot UNITA, Abel Chivukuvuku, empat bulan lalu.

Chivukuvuku telah berulang kali mengeluhkan penyimpangan serius dalam persiapan pemungutan suara dan proses pemilihan umum. Ia mengaku sedang menganalisis hasil penghitungan suara sebelum memutuskan apakah akan menerima atau menolaknya.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement