Senin 03 Sep 2012 10:42 WIB

Pasukan Keamanan Irak Kembali Diserang Bom

Kekerasan terus terjadi di Irak
Foto: ap
Kekerasan terus terjadi di Irak

REPUBLIKA.CO.ID,  KIRKUK -- Dua serangan bom yang ditujukan pada pasukan keamanan di Irak utara menewaskan dua polisi dan dua prajurit, Ahad (2/9) malam. Menurut beberapa pejabat keamanan dan medis, dalam serangan pertama di kota Tuz Khurmatu, 175 kilometer sebelah utara Baghdad, ledakan bom pinggir jalan menghantam patroli militer sekitar pukul 18.30 waktu setempat (pukul 22.30 WIB).

Ledakan itu menewaskan dua prajurit dan mencederai dua orang lainnya, kata Dokter Mohammed Abdullah di rumah sakit utama di kota Kirkuk, Irak utara. Rumah sakit itu menerima para korban serangan bom tersebut.

Pengeboman lainnya terjadi pada pukul 19.45 (pukul 23.45 WIB) yang ditujukan pada patroli polisi di kota Kirkuk, 240 kilometer sebelah utara Baghdad. Akibat ledakan bom itu, dua aparat kepolisian tewas dan mencederai dua orang lainnya, kata Abdullah dan Letnan Kolonel Polisi Khaled al-Bayati.

Menurut hitungan AFP dari sumber-sumber keamanan dan medis, sepanjang Agustus terdapat 278 orang tewas dalam berbagai serangan di Irak. Serangan-serangan itu berlangsung setelah pemerintah Irak mengumumkan adanya 325 orang tewas dalam aksi kekerasan di Irak sepanjang Juli. Bulan itu dinilai yang paling mematikan dalam dua tahun ini.

Angka dari pemerintah biasanya lebih rendah daripada yang diberikan oleh sumber-sumber lain, namun jumlah korban pada Juli itu lebih tinggi dibanding dengan data yang dihimpun oleh AFP berdasarkan laporan dari aparat-aparat keamanan dan petugas medis. Menurut hitungan AFP, sedikitnya 278 orang tewas dan 683 cedera akibat kekerasan di Irak sepanjang Juli, sedikit lebih rendah daripada angka pada Juni.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ratusan orang. Masalah itu muncul sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan pasukan dari negara tersebut pada 18 Desember 2011 dan meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak. Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement