Senin 03 Sep 2012 11:01 WIB

Citra Mursi Dipertaruhkan Lewat Sampah (Bagian 1)

Rep: Agung Sasongko/ Red: Dewi Mardiani
Presiden Mesir Muhammad Mursi
Foto: Amr Abdallah Dalsh/Reuters
Presiden Mesir Muhammad Mursi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sungguh berat tugas Presiden Mesir, Mohammed Mursi. Belum kelar urusan politik, ia harus dihadapkan pada persoalan yang tak kalah penting yakni sampah. Beberapa tahun belakangan, seiring jatuhnya rezim Hosni Mubarak sistem pengelolaan sampah terbengkalai tak keruan.

Ironisnya, Mursi berjanji selama 100 hari pemerintahannya, ia bakal membersihkan Kairo dari sampah. Karena itu, seperti dikutip alarabiya.net, Senin (3/6), Mursi tengah gerak cepat guna mencari solusi terkait masalah tersebut. Persoalannya, cukupkah waktu bagi Mursi untuk mengatasi masalah itu? Bila tidak, dapat dipastikan nama Mursi bakal tercoreng.

Akhir Juli lalu, Mursi melalui kampanye "Clean Homeland" memberikan sapu dan kantong plastik gratis kepada para relawan guna membersihkan Kairo. Kampanye itu semula hanya berlangsung dua hari, namun melihat sampah yang ada kampanye berlanjut hingga mingguan. Sayang, kampanye itu tidak juga menghentikan jumlah tumpukan sampah.

Selain sistem pengelolaan sampah yang buruk, hadirnya Nabasheen atau pemulung, menambah runyam situasi. Mereka biasanya mengobrak-abrik setiap tempat pembuangan sampah guna mendapatkan benda-benda yang mungkin bisa dijual kembali. Sebagai contoh, besi tua. Di Dar-el-Salam, bagian lain dari Kairo, Nabasheen begitu leluasa berburu sampah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement