Selasa 04 Sep 2012 08:35 WIB

Dino Patti Djalal Bersyukur Warga RI di AS Selamat dari Badai 'Isaac'

Rep: Lingga Permesti/ Red: Hafidz Muftisany
Duta Besar Indonesia untuk Amerika Dino Patti Djalal
Foto: jfcc.info
Duta Besar Indonesia untuk Amerika Dino Patti Djalal

REPUBLIKA.CO.ID, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal bersyukur masyarakat  Indonesia yang bermukim di wilayah selatan Amerika Serikat (AS), khususnya di negara bagian Louisiana selamat dari bahaya badai tropis "Isaac".

 

Hal itu dikatakan Duta Besar Dino Patti Djalal dalam pembicaraannya melalui telepon dengan Konsul Jenderal RI di Houston Al Busyra Basnur.  

 

Lebih lanjut Duta Besar menghimbau masyarakat Indonesia di seluruh AS yang berada dalam kondisi seperti ini dan memerlukan bantuan agar segera menghubungi KBRI Washington atau KJRI terdekat.

 

Sekitar 600 orang masyarakat Indonesia yang bermukim di Louisiana banyak yang mengungsi selama badai berlangsung. Namun sebagian mereka memilih tetap tinggal di rumah dan apartemen masing-masing. Mereka yakin posisi tempat tinggal mereka berada di daerah ketinggian, terhindar dari banjir dan tidak ada pohon yang berbahaya.

 

Ada beberapa pengalaman menarik yang diceritakan masyarakat Indonesia kepada Konjen Al Busyra Basnur sekitar badai tersebut. 

 

Ventje Welan bersama keluarganya tinggal di kota Houma, kota paling selatan di negara bagian Louisana, berhadapan denganTeluk Meksiko. Mereka sekeluarga terpaksa menginap didalam mobil bersama anak-anak mereka pada malam hari.

 

"Lampu mati, anak-anak menangis, mereka tidak bisa tidur karena didalam kamar panas sekali. Kami kemudian masuk mobil yang diparkir di garasi rumah, lalu tidur bergantian sambil menyalakan pendingin mobil", kata Djenny, isteri Ventje Welan.

 

"Saya terpaksa memegang golok dan senapan angin untuk berjaga-jaga", kata Ventje Welan menambahkan.

 

Lain lagi cerita Denny Setiawan yang bekerja di restoran dan tinggal di kota New Orleans. Ia mempersiapkan diri beberapa hari sebelum badai Isaac datang dengan membeli makanan dan minuman dalam jumlah banyak untuk bekal.

 

"Saat badai datang saya tidak bisa keluar. Saya hanya bisa berdiam didalam apartemen sambil memandang keluar dan mendengarkan bunyi hujan deras dan angin yang sangat kencang. Pohon-pohon tumbang. Ngeri juga", katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement