Selasa 04 Sep 2012 17:36 WIB

AS Tak Dukung Israel Terkait Serangan ke Iran

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Dewi Mardiani
Teluk Persia
Teluk Persia

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Niat Israel menyerang Iran mendapatkan halangan besar. Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak akan mendukung jika Israel benar-benar akan melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Seperti dilaporkan harian Isral, Yedio Ahronot, hal tersebut diungkapkan para pejabat tinggi AS melalui surat rahasianya kepada Iran beberapa waktu lalu.

Para pejabat tinggi tersebut mengatakan akan meninggalkan Israel seandainya terdapat serangan unilateral yang tak dikoordinasikan dengan negara adidaya itu. Yedio Ahronot menyatakan sikap AS yang demikian bertujuan untuk mencegah serangan Iran terhadap instalasi AS di Teluk Persia, di mana AS memiliki banyak kapal induk dan memiliki beberapa pangkalan militer.

Namun para pejabat politik Israel berpendapat lain. Menurut mereka, sikap yang diambil AS tersebut adalah sebuah indikasi hubungan yang kian menegang antara Washington dengan Tel Aviv. Sebelumnya, baik AS maupun Israel berulangkali mengancam akan menyerang Iran dengan kekuatan militernya, seandainya Iran meneruskan program nuklirnya.

AS dan Israel menganggap Iran sedang mengembangkan senjata nuklir di dalam program tersebut. Iran menyangkal tuduhan tersebut dengan menegaskan bahwa mereka sama sekali tidak sedang mengembangkan senjata nuklir. Iran bahkan menegaskan akan membalas setiap aksi militer yang diarahkan ke negara yang dipimpin Mahmoud Ahmadinejad tersebut. Mereka mengatakan, aksi militer seperti itu akan memicu perang di Timur Tengah.

Sementara itu seperti dilansir Press TV para anggota parlemen Israel juga menolak menandatangani surat yang berisi dukungan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melancarkan serangan militer ke fasilitas niklir Iran. Salah seorang anggota parlemen Israel, Tzipi Hotovely, yang berada di balik pembuatan surat tersebut, mengeklaim sembilan anggota parlemen dari Partai Likud telah menandatangani surat tersebut. Namun surat kabar Israel, Maariv, melaporkan sembilan anggota parlemen tersebut tidak menandatangani surat tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement