REPUBLIKA.CO.ID, Sejumlah penasihat Presiden AS Barack Obama mendesak agar meningkatkan represi terhadap Republik Islam Iran demi menujukkan loyalitasnya terhadap Israel serta menarik simpati Lobi Zionis di pilpres mendatang.
Menurut laporan Mehrnews mengutip koran Jerusalem Post, Obama berencana meningkatkan represi militer terhadap Iran demi menarik simpati Zionis di ambang pilpres Amerika Serikat.
Menurut koran ini, rencana Obama untuk menekan Irak meliputi eskalsi latihan militer di Teluk Persia, penempatan sistem anti rudal canggih lebih banyak di kawasan Timur Tengah dan represi lebih besar di sumber devisa Iran (minyak).
Pemerintah Obama juga akan memberikan jaminan kepada petinggi Israel bahwa Teheran tidak melangkah ke arah produksi senjata nuklir dengan menentukan garis merah bagi program nuklir Iran. Hal ini sebagai jawaban Obama terhadap permintaan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu kepada Amerika beberapa hari lalu.
Mayoritas pengamat menilai ancaman Netanyahu terhadap Iran beberapa pekan terakhir sebagai permainan politik sang perdana menteri Israel ini demi menutupi kendala politik dan ekonomi yang dihadapinya. Selain itu, hal ini juga dinilai sebagai permintaan upeti dari Amerika, khususnya menjelang pemilihan presiden di negara adidaya ini. Dengan demikian, Netanyahu akan memperoleh konsesi lebih besar lagi dari Barack Obama.
Koran Jerusalem Post mengutip Times menulis, sejumlah penasihat Obama meminta sang presiden melakukan langkah-langkah lebih keras lagi terhadap Iran demi meraih dukungan Lobi Zionis Amerika di pilpres mendatang. Dengan langkah ini seolah-olah Obama menyatakan kepada petinggi Israel siap untuk melakukan agresi militer ke Iran.
Koran Maariv edisi (Selasa 4/9) juga mengkonfirmasikan kesediaan petinggi Amerika memberikan senjata super canggih kepada Rezim Zionis.