REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sejumlah pemukim Israel melakukan pembakaran terhadap sebuah Gereja Katolik (Trappist) di Yerusalem. Mereka juga mencoret-coret dinding-dinding sekitar gereja dengan grafiti bernada anti-Nasrani.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengutuk perbuatan kriminal yang terjadi Senin (4/9) itu. Ia juga berjanji akan menggelar penyelidikan atas insiden tersebut.
Namun, sejumlah kalangan menyangsikan janji Netanyahu. Pasalnya, berdasarkan pengalaman sebelumnya, tindakan anarkis dan rasis serupa tidak pernah berakhir di meja pengadilan.
Seorang tokoh Katolik di Yerusalem mengutarakan keprihatinan yang mendalam atas insiden tersebut. Ia menilai penyerangan terhadap kaum Nasrani di wilayah itu semakin merajalela belakangan ini. "Pengabaian yang dilakukan pemerintah merupakan penghinaan terhadap umat Nasrani," kata tokoh yang enggan disebut namanya itu seperti dilansir antiwar.com.
Serangan yang dijuluki kampanye 'Price Tag' itu kerap mengincar umat Nasrani dan umat muslim di seluruh penjuru Israel. Para pelaku mengklaim serangan itu merupakan bentuk protes terhadap dibatasinya perluasan permukiman di wilayah Tepi Barat. Serangan terhadap kaum minoritas itu menurut mereka adalah pembalasan yang setimpal.