REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia juga mengharapkan peran aktif Vietnam untuk menyelesaikan permasalahan Laut Cina Selatan. Pasalnya, sebagai Country Coordinator ASEAN-Cina, Vietnam harus lebih aktif mendorong diadakannya konsultasi dan negosiasi yang bersifat konstruktif, solutif, efektif, dan strategis antara pihak yang terlibat langsung.
"Dengan demikian, sengketa di Laut Cina Selatan dapat diselesaikan secara damai dan tidak ada penggunaan kekuatan militer," kata Ketua DPR dalam kapasitas sebagai Presiden ASEAN Interparliamentary Assembly (AIPA), Marzuki Alie, kemarin, dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Vietnam, Thailand, dan Kamboja.
Dalam pernyataan persnya yang diterima Kamis (6/9), Selain soal sengketa Laut Cina Selatan, pada pertemuan dengan Ketua Parlemen Vietnam, Marzuki juga berharap agar hubungan di bidang investasi dan perdagangan antarkedua negara semakin meningkat. Dengan demikian, hubungan Indonesia-Vietnam bisa mengukuhkan keberadaan ASEAN dan AIPA dalam rangka mewujudkan masyarakat ASEAN 2015 yang makmur, adil, dan damai.
Sementara itu, Ketua Parlemen Vietnam, Nguyen Sinh Hung, mengapresiasi kunjungan Marzuki Alie beserta delegasinya, dan berjanji akan mendorong meningkatnya hubungan bilateral antara Vietnam dan Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Sebab, total nilai perdagangan Indonesia-Vietnam pada tahun 2011 baru mencapai 4,7 miliar dolar AS, dan belum mencerminkan potensi perdagangan kedua negara yang dapat mencapai 5 miliar dolar AS.