REPUBLIKA.CO.ID, KABUL--Pemerintah Afghanistan telah memecat ratusan tentara militernya, menyusul hasil investigasi insiden penembakan pasukan NATO yang terjadi tahun ini. Tindakan itu dilakukan guna mencegah masuknya penyusup ke lingkungan militer setempat.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, Jenderal Zahir Azimi mengatakan, dominan dari ratusan tentara yang diberhentikan itu terbukti tidak memliki dokumen militer resmi dari departemen negara setempat. Beberapa dokumen bahkan ditemukan palsu. Pihaknya menemukan itu melalui penyeldikan yang bekerjasama dengan tentara koalisi NATO, sejak enam bulan lalu.
"Ratusan tentara dipecat dari militer karena diduga terlibat dalam insiden serangan orang dalam," kata Azimi, dikutip CNN, Kamis (6/9). Menurut dia, hal itu menjadi keprihatinan besar bagi para pejabat Pemerintahan Afghanistan. Selain memecat, Kementerian Pertahanan Afghanistan juga menahan sejumlah tentara militer yang diduga kuat ikut serta dalam serangkaian serangan ke NATO.
Pemerintah setempat pun menerapkan penyelidikan terhadap sejumlah tersangka. NATO juga sebelumnya memutuskan untuk menunda pelatihan anggota polisi Afghanistan yang baru mereka rekrut. Juru Bicara NATO, Kolonel Thomas Collins menjelaskan kebijakan pemecatan itu diambil untuk memberi waktu pendataan ulang para anggota militer Afghanistan.
Nantinya, ratusan tentara yang dipecat akan didata kembali administrasinya oleh Kementerian Pertahanan negara setempat.