Kamis 06 Sep 2012 21:50 WIB

Sebelas Negara Asia Tenggara Rapatkan Barisan Tanggulangi Bencana

Sejumlah petugas tim SAR saat melakukan evakuasi korban bencana (ilustrasi).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Sejumlah petugas tim SAR saat melakukan evakuasi korban bencana (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebelas negara anggota WHO di Asia Tenggara berkomitmen tanggulangi bencana. Sebagai wujud komitemen tersebut, kesebelas negara itu akan meningkatkan investasi, dan mengembangkan kemampuan memperkecil risiko, kesiapsiagaan, upaya tanggap, dan pemulihan.

"Investasi penanggulangan bencana di Indonesia adalah salah satu contoh komitmen itu. Sistem penanggulangan bencana diperkuat oleh berbagai badan terkait juga masyarakat, terutama setelah tsunami," kata Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara Samlee Plianbangchang di Yogyakarta, Kamis (6/9).

Menurutnya pada pertemuan Komite Regional WHO, Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Indonesia telah menjadi Pusat Kerja Sama WHO untuk Pelatihan dan Penelitian bagi Penanggulangan Bencana dengan fungsi meningkatkan kapasitas dan mengembangkan pusat penanggulangan krisis regional. "Pusat kerja sama itu juga merupakan wadah bagi penghimpunan pengetahuan dan model penanggulangan krisis kesehatan baik di tingkat nasional maupun global," katanya.

Dalam dunia penanggulangan kegawatdaruratan, pengumpulan informasi, dan penelitian, perlu dilakukan terus-menerus untuk menyediakan rujukan bagi pengembangan sektor kesehatan. Intervensi kesehatan di area penanggulangan bencana sebaiknya didokumentasikan dan dianalisa secara sistematis.

"Pelatihan bagi sumber daya di sektor kesehatan sangat dibutuhkan. Pengelolaan risiko harus menjadi bagian dari sistem kesehatan masyarakat dan kurikulum institusi pendidikan," tukasnya.

Di sisi lain, pelayanan kesehatan harus terus berlanjut selama masa gawat darurat. Fasilitas kesehatan harus dirancang agar dapat tetap berdiri kuat dan berfungsi meskipun ditempa bencana. "Fasilitas kesehatan harus memiliki rencana gawat darurat. Semua staf harus tahu tentang rencana tersebut dan bagaimana menerapkannya," imbuh dia.

Lebih jauh ia mengatakan, upaya gawat darurat tentu harus pula melibatkan masyarakat. Kekuatan masyarakat harus menjadi kunci upaya kegawatdaruratan sehingga saat bencana terjadi masyarakat dapat menolong diri mereka sendiri sebelum pihak luar datang membantu. "Kekuatan masyarakat sangat berguna untuk memperkecil jumlah korban dan kerusakan di daerah yang terkena bencana," pungkasnya.

Negara-negara yang termasuk dalam kawasan Asia Tenggara berdasarkan pembagian WHO adalah Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, India, Indonesia, Maldives, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement