Jumat 07 Sep 2012 02:29 WIB

Perhiasan Imelda Marcos bakal Dipamerkan

Imelda Marcos
Foto: TST
Imelda Marcos

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Filipina mengumumkan, Kamis (6/9) rencananya untuk segera memamerkan secara luas kepada publik perhiasan yang disita 26 tahun lalu dari mantan ibu negara, Imelda Marcos. Pemerintah berharap pameran itu akan menarik wisatawan.

Koleksi itu, yang bernilai setidaknya delapan juta dolar AS. Perhiasan itu telah disimpan di lemari besi bank selama beberapa dasawarsa setelah disita. Perhiasan itu diduga sebagai bagian dari aset yang dijarah oleh keluarga Marcos sebelum melarikan diri ke pengasingan di Amerika Serikat pada tahun 1986 setelah 20 tahun berkuasa.

Pemerintah berencana untuk kemudian melelang perhiasan itu setelah pameran, kata Maita Gonzaga, seorang pejabat senior di Komisi Presiden tentang tata kelola pemerintahan yang baik. "Perhiasan itu bisa menarik wisatawan, (dan) juga (menunjukkan) bahwa ada beberapa pelajaran dari masa lalu yang tidak boleh dilupakan. Ini adalah bukti nyata akan adanya penjarahan," kata Gonzaga.

Imelda Marcos, sekarang berusia 83 tahun, adalah janda dari pemimpin Filipina Ferdinand Marcos, yang memerintah negara itu di periode 1965-1986, termasuk juga masa sembilan tahun di bawah darurat militer. Dia menikmati pengaruh besar sebagai anggota kabinet dan duta keliling, namun menjadi simbol gaya hidup berlebihan di saat sebagian dari rakyat negara itu hidup dalam kemiskinan.

Imelda juga menikmati gaya hidup jet-set dan memiliki koleksi perhiasan, karya seni dan real estate yang sangat banyak yang diduga dibeli dengan uang yang dicuri dari negara. Tapi sebuah pemberontakan rakyat mengakhiri kekuasaan Marcos dan mengirim dia dan keluarganya ke pengasingan di Hawaii, tempat Marcos meninggal dunia tiga tahun kemudian.

Sebagian dari koleksi perhiasan itu ditemukan oleh pemerintah AS ketika keluarga itu tiba di Honolulu. Sementara perhiasan lainnya secara terpisah disita dari teman Yunani Marcos saat dia sedang berusaha menyelundupkannya keluar.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement