Jumat 07 Sep 2012 09:16 WIB

Bahas Iran, Kabinet Israel Terpecah

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Hafidz Muftisany
PM Israel Benjamin Netanyahu
PM Israel Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kebocoran materi rapat kabinet keamanan Israel mendapat respon keras dari sejumlah menteri pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Mereka mengusulkan agar Netanyahu melakukan pembatasan terhadap peserta rapat. Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman menyarankan Netanyahu untuk membubarkan kabinet politik dan keamanan yang ada dan menggantinya dengan sebuah forum baru.

Ia mengusulkan, forum yang membahas isu-isu sensitif seperti kebijakan terhadap Iran seharusnya dihadiri tidak lebih dari delapan orang. Sementara Menteri Energi Uzi Landau mendukung rencana Netanyahu untuk menggunakan alat pendeteksi kebohongan bagi para pejabat senior.

Senada dengan Liberman, Menteri Aparatur Negara Michael Eitan menyatakan perlunya dibentuk sebuah forum baru. "Pemerintah harus memberikan kekuasaan bagi forum tersebut untuk membuat keputusan secara independen. Kegagalan kabinet keamanan untuk menjaga rahasia menggambarkan bahwa sebuah pemerintahan dengan 29 menteri tidak menjamin tidak adanya kebocoran," kata dia seperti dilansir PressTV, Kamis (6/9).

Sebelumnya, Netanyahu menghentikan rapat kabinet politik dan keamanan karena adanya kebocoran materi rapat. Sekitar 18 menteri dan pimpinan badan intelijen hadir dalam rapat yang berlangsung selama 10 jam itu.

Netanyahu menuding ada peserta rapat yang membocorkan materi rahasia tentang kebijakan terhadap Iran tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement