REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Menteri Luar Negeri Jepang Koichiro Gemba Jumat (7.9) mengatakan PM Yoshihiko Noda tidak mungkin secara resmi bertemu dengan timpalannya PM Cina dan PM Korea Selatan di sela konferensi tingkat tinggi Kerja sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) akhir pekan ini.
Pertemuan puncak tahunan APEC tahun ini akan diselenggarakan di Kota Vladivostok, Rusia Timur Jauh, pada Sabtu (8/9) dan Ahad (9/9). Media setempat mengatakan, KTT berlangsung pada saat sengketa teritorial menghidupkan kembali hubungan dingin masing-masing antara Jepang dengan Cina dan Jepang dengan Korea Selatan (Korsel).
Pemerintah Cina menyesalkan langkah Jepang untuk melakukan survei di area Kepulauan Diaoyu, yang selama ini menjadi sengketa keduanya. Pemerintah Jepang telah setuju untuk membeli gugusan pulau di Laut China Timur di tengah sengketa teritorial dengan Cina, kata surat kabar utama Jepang pada Rabu.
Pemerintah akan segera menandatangani kontrak untuk membeli pulau-pulau yang diklaim oleh kedua negara, yang dikenal sebagai Senkaku di Jepang dan Diaoyu di China, seharga 2,05 miliar yen (26 juta dolar AS) dari pemilik tanah di Jepang, kata Yomiuri Shimbun, mengutip sumber-sumber pemerintah.
Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Hiroyuki Nagahama bertemu dengan pemilik tanah pada Senin dan mencapai kesepakatan untuk membeli tiga pulau utama di gugusan itu, termasuk Uotsurijima, pulau terbesar, kata Yomiuri. Kabinet Perdana Menteri Yoshihiko Noda akan segera mengonfirmasi nasionalisasi pulau dan mengalokasikan dana cadangan untuk pembelian, kata laporan Asahi Shimbun.
Noda berencana untuk secara resmi menginformasikan hal itu kepada China tentang langkah di sela sidang umum majelis PBB tahun ini pada akhir September, kata Asahi. Hubungan Jepang-China kembali memburuk pada Agustus setelah para aktivis pro-Beijing mendarat di salah satu pulau, yang dikendalikan oleh Jepang.
Mereka ditangkap oleh pemerintah Jepang dan kemudian dideportasi ke negaranya. Sementara itu Korea Selatan dan Jepang telah menangguhkan sementara pertukaran militer mereka di tengah sengketa wilayah atas gugusan kepulauan, kata pejabat pertahanan.
Komandan Angkatan Laut dan Angkatan Udara Jepang menangguhkan lawatan ke Korea Selatan, yang dijadwalkan dimulai pada Senin sebagai bagian dari pertukaran militer, kata kementerian pertahanan Korea Selatan. Korea Selatan juga akan menangguhkan perjalanan serupa ke Jepang yang akan dilakukan oleh para komandannya, kata seorang juru bicara kementerian itu kepada AFP.
"Langkah ini bersifat sementara, yang mencerminkan hubungan yang tegang antara kedua negara," katanya.
Sengketa itu terkait dengan kepemilikan kepulauan itu yang saat ini dikuasai Korea Selatan di Laut Jepang (Laut Timur), yang dikenal sebagai Dokdo di Korea dan Takeshima di Jepang. Para pejabat kementerian mengatakan sengketa ini bisa mempengaruhi pertukaran militer lainnya dan program-program kerja sama jika ketegangan meningkat lebih lanjut.
Hubungan antara kedua pihak telah memburuk sejak Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak melakukan kunjungan kejutan ke pulau-pulau itu pada 10 Agustus.