REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Sejumlah pria bersenjata membunuh tujuh orang di daerah Darfur, Sudan, dalam serangan terhadap konvoi pejabat pemerintah, beberapa waktu lalu, menurut kantor berita SUNA. Hal itu memicu pihak berwenang memberlakukan jam malam.
"Semua sekolah akan ditutup sampai ada pemberintahuan lebih jauh. Membawa senjata di semua kota negara baian itu dilarang kecuali dalam kasus-kasus yang diperlukan dan jam malam diberlakukan di Kutum dari pukul 18.00 waktu setempat sampai pukul 07.00," tambah laporan itu.
Perwira senior angkatan darat Mohamed Kamel Mohamed Nour ditunjuk untuk mengawasi manajemen pemerintah dan operasional daerah-daerah Waha dan Kutum untuk sementara.
Darfur dilanda aksi kekerasan sejak pemberontak mengangkat senjata tahun 2003, mengeluh bahwa pemerintah pusat mengabaikan daerah barat yang terpencil itu. Kendatipun aksi kekerasan menurun dari saat mencapai puncaknya tahun 2003 dan 2004, hukum dan ketertiban ambruk dengan aksi kejahatan, perang antarsuku, dan bentrokan pemberontak dan pasukan pemerintah terus berlangsung.
Serangan terhadap para pejabat di kota Kutum itu menewaskan seorang pengawal dan dua polisi, tambah SUNA mengutip pernyataan Gubernur Darfur Utara Osman Mohamed Youssef Kibir. Dua polisi juga tewas akibat serangan penembak gelap di pasar kota itu, kata laporan tersebut dan menambahkan dua warga sipil juga tewas. Laporan itu mengatakan 21 orang cedera.
Pria-pria bersenjata itu juga menyerang kantor-kantor polisi, mencuri dua mobil dan membakar dua kendaraan lainnya, katanya. Pemerintah negara bagian itu melakukan tindakan darurat termasuk menarik pasukan polisi reguler dari kota Kutum, merelokasi kepemimpinan, dan memperkuat satuan tentara di daerah itu, kata SUNA.