Sabtu 08 Sep 2012 06:17 WIB

Gara-gara AS, Harga Minyak Naik

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak mentah naik pada Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah laporan ketenagakerjaan AS lebih lemah dari perkiraan memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan meluncurkan dukungan ekonomi baru.

Pasar minyak mentah terus diuntungan dari pengumuman Bank Sentral Eropa pada Kamis, tentang rencana pembelian obligasi untuk mendukung ekonomi zona euro yang lemah.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Oktober, berakhir dengan kenaikan 89 sen pada 96,42 dolar AS per barel.

Dalam perdagangan di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober naik 76 sen menjadi 114,25 dolar AS per barel.

Laporan ketenagakerjaan pemerintah AS yang banyak ditunggu pada Jumat menunjukkan, Amerika Serikat hanya menambahkan 96.000 pekerjaan pada Agustus dan merevisi turun data dua bulan sebelumnya.

"Mengingat angka pasar tenaga kerja lemah, kami sekarang mengharapkan Fed untuk melakukan pelonggaran pada pekan depan dengan mengumumkan sebuah program pembelian aset baru dan memperpanjang panduan suku bunga rendahnya," kata analis Barclays.

Matt Smith di Summit Energy mengatakan bahwa harga minyak turun setelah laporan ketenagakerjaan AS, tetapi pulih karena investor bertaruh pada stimulus baru Fed untuk negara konsumen minyak terbesar dunia itu.

Sementara itu, ada spekulasi pasar tentang pelepasan cadangan minyak strategis.

Menyusul laporan pemerintah AS Kamis yang menunjukkan pasokan minyak mentah turun lebih besar dari yang diperkirakan, rumor berputar-putar bahwa pemerintahan Presiden Barack Obama sedang bersiap-siap merilis cadangan minyaknya untuk mengurangi harga bensin menjelang pemilu 6 November.

"Pemerintah sangat prihatin tentang kenaikan harga bensin sekarang menjelang pemilu tahun ini, mencoba untuk mencari tahu apa yang bisa mereka lakukan untuk mengurangi kenaikan harga yang mempengaruhi konsumen," kata Andy Lipow di Lipow Oil Associates.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement