Sabtu 08 Sep 2012 22:40 WIB

Muslim Rohingya, Terusir dari Negeri Sendiri

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Karta Raharja Ucu
Masyarakat muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar berkumpul di kamp penjaga perbatasan Bangladesh di Taknaf,Bangladesh,Jumat (22/6).
Foto: Saurabh Das/AP
Masyarakat muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar berkumpul di kamp penjaga perbatasan Bangladesh di Taknaf,Bangladesh,Jumat (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, ARAKAN -- Bentrokan baru antara etnis Budha Arakan dan Muslim Rohingya di Arakan, Myanmar, menewaskan sedikitnya 78 orang. Sementara puluhan ribu orang mengungsi karena terusir dari tempat tinggalnya.

Dalam sebuah penyelidikan yang dilakukan Human Rights Watch (HRW), pemerintah militer terbukti melakukan tindakan kekerasan pada Muslim Rohingya. Mereka menembaki penduduk desa dan menangkap pria muslim dan anak laki-laki.

Ini menunjukkan negara mendukung penganiayaan kepada Muslim Rohingya. Pasalnya, sebagian besar rakyat Myanmar tidak menganggap Rohingya sebagai bagian dari negara itu.

Kekerasan yang dilakukan komunitas mayoritas Budha terhadap kaum minoritas Muslim Rohingya membuat negara-negera Islam merasa prihatin. Pengungsi Muslim Rohingya pun banjir dukungan dan perhatian.

Meskipun Muslim Rohingya merupakan warga Myanmar yang telah menetap secara permanen di barat Myanmar, mereka tidak diakui sebagai warga negara. Padahal, jumlah mereka sepertiga dari total penduduk Myanmar (sekitar 800 ribu jiwa).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement