REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD - India dan Pakistan sepakat mengurangi hambatan visa. Satu perjanjian nyata yang langka saat menteri luar negeri menutup putaran terakhir perundingan perdamaian dengan menjanjikan untuk melanjutkan dialog.
Menteri Luar Negeri India, S.M. Krishna, berada di Islamabad selama dua hari. Dia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari; Perdana Menteri, Raja Pervez Ashraf; Menteri Luar Negeri, Hina Rabbani Khar; dan Menteri Dalam Negeri, Rehman Malik.
Kedua negara, yang terlibat tiga kali perang sejak merdeka tahun 1947, tahun lalu memulai kembali melanjutkan perundingan yang terhenti. Perundingan terhenti setelah New Delhi mengalami serangan teror di ibu kota keuangan India, Mumbai, pada November 2008. Serangan yang menewaskan 166 orang.
Perundingan tingkat menteri pekan ini terjadi setelah Zardari bertemu Perdana Menteri India, Manmohan Singh, di sela-sela pertemuan puncak GNB di Teheran, Iran, bulan lalu.
Satu pernyataan bersama menyambut penandatanganan perjanjian visa baru yang memperkenalkan sejumlah langkah yang bertujuan mengurangi hambatan perjalanan para pebisnis, wisatawan, peziarah, orang tua dan anak-anak. Mereka sepakat memfasilitasi kontak antara rakyat kedua negara.
"Kami akan bergerak maju. Kami tidak akan disandera sejarah," kata Khar.