Ahad 09 Sep 2012 15:28 WIB

Pertempuran di Aleppo Memanas

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Dewi Mardiani
Laskar Tentara Suriah Bebas distrik Bab al-Nayrab di Aleppo.
Foto: Reuters
Laskar Tentara Suriah Bebas distrik Bab al-Nayrab di Aleppo.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pertempuran kembali pecah di Aleppo akhir pekan ini. Para pemberontak yang tergabung dalam Tentara Pembebasan Suriah (FSA) menyerang sebelah utara kota tersebut. Seorang komandan pemberontak, Abu Omar, mengatakan serangan itu untuk membebaskan pangkalan militer Hanano, memotong jalur pasokan senjata, serta menghentikan aksi penembakan yang menyebabkan banyak korban sipil di Aleppo.

Seorang pejabat militer mengatakan para tentara menghancurkan enam kendaraan lapis baja milik pemberontak serta mengusir mereka dari Hanano pada pertempuran yang berlangsung selama 20 jam tersebut. "Terdapat banyak korban dari kedua belah pihak," kata seorang saksi kepada AFP.

Para pemberontak juga menyerang distrik Midan di Aleppo dengan cara membobol kompleks religius di antara distrik pusat dan benteng pemberontak. Mereka mencoba mengambil-alih Midan akan tetapi mendapatkan perlawanan sengit dari pasukan keamanan angkatan udara yang mengontrol wilayah tersebut.

"Para pemberontak mengerahkan segalanya dalam pertempuran ini karena mereka benar-benar membutuhkan senjata," kata pejabat militer tersebut.

The Observatory, sebuah lembaga hak asasi manusia yang memantau Suriah, melaporkan pertempuran kemarin menewaskan setidaknya 80 orang, terdiri dari 25 penduduk sipil, 19 anggota pasukan pemberontak, dan 36 tentara pemerintah. Total terdapat 172 orang tewas akibat pertempuran di seluruh wilayah Suriah pada hari tersebut.

Lembaga tersebut juga melaporkan penembakan di Damaskus, provinsi yang terletak di selatan Daraa, serta di sekitar bandara militer yang terletak di Albu Kamal. Selain itu pertempuran juga mencapai Irak, saat sebuah mortir menghantam kota perbatasan Al-Qaim dan membunuh seorang anak perempuan berusia 4 tahun dan melukai empat orang.S

Sementara itu Aleppo juga menderita kekurangan air minum setelah pipa utama di sebelah utara kota tersebut hancur. "Sebuah jalur air utama yang sangat penting bagi persediaan air untuk seluruh kota hancur di dekat departemen air Bustan al-Basha. Kami tidak bisa mengatakan bagaimana pipa tersebut pecah, namun terdapat serangan udara dan terdapat bentrokan antara tentara dengan para pemberontak di kota tersebut," kata The Observatory, dalam pernyataannya, seperti dilansir CNN.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement