Senin 10 Sep 2012 15:14 WIB

Australia-Singapura Desak Penurunan Ketegangan di Laut Cina Selatan

Rep: Antara/ AFP/ Red: Djibril Muhammad
Kapal Cina berpatroli di Laut Cina Selatan
Foto: chinasmack.com
Kapal Cina berpatroli di Laut Cina Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA - Australia dan Singapura, Senin menyerukan penurunan ketegangan di Laut Cina Selatan serta memperingatkan bahwa sengketa wilayah itu bisa mengganggu perdamaian dan kemajuan ekonomi di Asia yang telah berlangsung selama beberapa dasawarsa.

Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr dan timpalannya dari Singapura K. Shanmugam menyerukan resolusi damai dan sah untuk menyelesaikan sengketa atas pulau itu. "Baik Australia dan Singapura ingin melihat de-eskalasi ketegangan," kata Carr kepada wartawan setelah pembicaraan bilateral di Canberra.

"Kami ingin melihat keuntungan ekonomi yang telah mewakili sebuah revolusi di Asia, Asia Tenggara khususnya dalam 40 tahun terakhir, terus berlanjut tanpa diganggu dan tetap fokus pada hal-hal yang strategis. "

Cina mengklaim lebih dari sebagian besar kawasan Laut Cina Selatan, yang kaya mineral dan ikan, yang juga merupakan kawasan yang sibuk untuk lalu lintas barang dan orang.

Ketegangan terkait kawasan itu memanas tahun ini saat Vietnam dan Filipina menuduh Beijing melakukan gelombang intimidasi untuk memperkuat klaimnya di hampir semua perairan strategis.

Awal bulan ini Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan kepada Beijing bahwa menyepakati suatu kode etik atas kawasan laut itu merupakan "kepentingan setiap negara".

Hillary telah menyuarakan harapan bahwa Cina akan setuju untuk bekerja sama menyepakati kode etik untuk menyelesaikan perselisihan itu dan telah mendorong negara-negara Asia Tenggara untuk bersatu.

Shanmugam mengatakan Singapura telah diberi penjelasan singkat oleh pejabat Cina mengenai posisi Beijing terkait hal itu saat berkunjung ke Cina pekan lalu dan memiliki "pemahaman yang baik" atas perspektif raksasa Asia itu. Singapura juga telah membagi pemahamannya tentang posisi Cina dengan Australia.

Carr mengatakan bahwa para pejabat Australia menilai penjelasan Singapura mengenai perspektif Cina "sangat berguna" dan mengatakan jika baik Singapura dan Australia "memiliki kepentingan besar atas terciptanya suatu resolusi damai dari persaingan klaim teritorial tersebut".

"Setengah dari perdagangan kita mengalir melalui daerah yang sedang dibahas ini," katanya. "Kami ingin dunia terus terkesan dengan perdagangan bebas, perekonomian bebas yang diproduksi oleh kawasan ini. Kami tidak ingin dunia terganggu oleh cerita seputar sengketa teritorial."

Carr mengatakan Australia akan "terus berbicara dengan para pihak dan akan menekankan bahwa Australia tidak memihak siapapun dalam sengketa klaim teritorial itu, namun mendesak dilakukannya resolusi damai ... sesuai dengan hukum internasional."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement