REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kabar bakal kembali ditugaskannya Pangeran Harry ke Afghanistan bersama tentara Inggris, ternyata sampai ke telinga pejuang Taliban. Meski militer Inggris mengklaim Pangeran Harry bakal aman, tapi pejuang Taliban menargetkan menculik dan membunuh cucu Ratu Britania Raya itu.
Pangeran Harry mendarat di Afghanistan untuk tugas militer. Ia bakal berada di negeri yang sedang dilanda peperangan itu selama empat bulan. Pangeran Harry tiba pekan lalu dan ia ditempatkan di Camp Bastion, Provinsi Helmand. Bersama pasukan NATO, ia memimpin pasukan helikopter Inggris yang akan menyerang pejuang Taliban.
"Kami menggunakan seluruh kekuatan kami untuk menyingkirkannya, baik dengan cara membunuh atau menculik," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid melalui sambungan telepon dari sebuah lokasi yang dirahasiakan.
"Kami telah memberitahu komandan kami di Helmand untuk melakukan apapun yang mereka bisa guna menghilangkannya (Pangeran Harry)," tambahnya.
Tapi Zabihunallah menolak memberikan seperti apa misi menculik Pangeran Harry yang disebut 'Operasi Harry' itu. Kementerian Pertahanan Inggris ketika dikonfirmasi secara terpisah enggan mengomentari ancaman tersebut. Meski mengumumkan keberangkatan Pangeran Harry, tapi Pemerintah Inggris hanya membocorkan sedikit tugas pangeran yang berada di urutan ketiga tahta Kerajaan Inggris itu di Afghanistan. Kebijakan itu dikeluarkan karena alasan keamanan.
Pangeran yang dikenal sebagai Kapten Wales di kalangan militer Inggris itu pertama kali bertugas di Afghanistan pada 2008. Empat tahun lalu ia bertugas sebagai pengendali udara di lapangan. Namun tugasnya kala itu berakhir singkat karena alasan keamanan. Banyak yang berpendapat, pengiriman pangeran 27 tahun itu untuk mengalihkan isu terkait foto tanpa busananya di Las Vegas yang tersebar.