REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel menegaskan ancaman serangan militernya pada Iran sebagai solusi terakhir atas ancaman nuklir Iran.
Namun Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan dapat menerima aktivitas pengayaan uranium Iran jika masih di level 20 persen. Angka tersebut disebutnya sebagai 'garis merah' batas pengayaan nuklir untuk tujuan damai.
"Jika Iran melakukan pengayaan melebihi level 20 persen maka mereka tengah membangun bom atom," kata dia seperti dilansir Press TV, Senin (10/9).
Pernyataan tersebut diungkapkan Netanyahu ketika mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle. Netanyahu dengan tegas tidak akan memberikan toleransi terhadap pelanggaran 'garis merah' yang ia tentukan secara sepihak tersebut.
Netanyahu juga menyerukan komunitas internasional untuk menentukan ambang batas level pengayaan nuklir bagi Iran seperti yang dilakukannya. Dalam pertemuan tersebut, Westerwelle mengungkapkan bahwa Jerman menentang wacana serangan sepihak yang direncanakan Israel terhadap Iran.
Netanyahu sendiri bersikukuh dengan ambang batas yang ditentukannya. "Jika Iran tetap memproduksi di atas level tersebut, maka Israel mungkin tidak punya pilihan lain kecuali melancarkan serangan sebagai langkah pertahanan," ungkap Netanyahu.