REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Tepi Barat, Palestina sedang dikepung para pengunjuk rasa. Demonstrasi besar-besaran tak hanya melanda Tepi Barat, tapi juga sejumlah kota di Palestina.
Selain Kota Hebron dan Betlehem, demonstrasi juga berlangsung di Kota Nablus. Sedangkan di Qalanda, wilayah yang terletak di antara Ramallah dan Yerusalem, sekelompok sopir taksi dan bus melakukan demonstrasi.
"Tidak ada yang bisa hidup (di Palestina) kecuali para pejabat besar. Kita semua harus menekan pemerintah untuk melakukan perubahan," ujar seorang pengemudi taksi, Sami Saleh.
Rekan Sami sesama supir taksi yang tidak ingin disebutkan namanya menimpali, "Orang-orang perlu menghargai apa yang kami lakukan. Lebih baik mereka mendukung kami karena mereka tidak seharusnya membayar tujuh shekels (1,8 dolar) untuk mencapai tempat ini dari Ramallah."
Saat ini, kata sopir tersebut, harga bensin meningkat dari yang sebelumnya 3,5 shekels menjadi tujuh shekels. Kemarahan-kemarahan para pendemonstran tersebut sebagian besar ditujukan kepada Perdana Menteri Palestina, Salam Fayyad. Mereka meminta Fayyad mengundurkan diri seandainya tidak bisa mengatasi persoalan-persoalan dalam negeri Palestina.
Di Hebron, sebanyak 50 demonstran melemparkan sepatu pada poster besar Fayyad yang di bawahnya tertulis 'Pergilah, Fayyad'. Mereka kemudian merobohkan poster, menginjak-injaknya, dan membakarnya. Fayyad, pada Ahad (9/9) kemarin, sebenarnya sudah menggelar pertemuan dengan para pemimpin bisnis, serikat buruh, sektor swasta, serta para perwakilan masyarakat sipil.
Mereka membahas cara mengurangi kenaikan harga serta cara mengatur regulasi pembayaran gaji. Rencananya rekomendasi dari pertemuan tersebut akan diumumkan dalam sidang kabinet Selasa (11/9) waktu setempat.