Rabu 12 Sep 2012 02:32 WIB

Krisis Politik Perburuk Masalah Keuangan Global

 Sejumlah Tentara Pembebasan Suriah berlindung saat baku tembak dengan tentara pemerintah Suriah di sebuah jalan di distrik Amariya Aleppo, Suriah, Senin (10/9).    (Manu Brabo/AP)
Sejumlah Tentara Pembebasan Suriah berlindung saat baku tembak dengan tentara pemerintah Suriah di sebuah jalan di distrik Amariya Aleppo, Suriah, Senin (10/9). (Manu Brabo/AP)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Krisis politik yang terjadi di beberapa negara turut memperburuk krisis keuangan global yang terjadi saat ini. "Krisis tahun ini, selain disebabkan situasi ekonomi dan keuangan, krisis politik ikut memperburuk situasi dunia saat ini," kata Sekretaris Eksekutif CIDES melalui siaran persnya di Jakarta, Selasa (11/9).

Konflik di Suriah dan Mesir, bahkan Suriah kini sudah mengarah pada suatu perang antarsaudara. Demikian pula di Eropa yang menjadi awal terjadinya krisis, selain mengalami krisis ekonomi, juga terjadi masalah kekisruhan politik di sejumlah negara.

Sementara itu, Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Arief Budimanta mengatakan, persoalan krisis yang terjadi ini berkaitan dengan persoalan kredibilitas suatu negara. "Karena krisis yang terjadi merupakan 'resultante' dari krisis keuangan, pangan dan politik sehingga menghasilkan krisis kepercayaan kepada negara atau pemerintah," kata Arief.

Para politisi dan negara perlu mengelola tiga hal tersebut dengan baik agar tidak terjadi krisis kredibilitas yang mengakibatkan krisis kepercayaan oleh masyarakat. Sebuah perubahan rezim politik akan memengaruhi kebijakan suatu negara dan berdampak pada negara lain di dunia.

Menurutnya, pemerintah perlu mengantisipasi dampak kebijakan luar negeri tersebut dengan memanfaatkan kerjas ama luar negeri tersebut untuk kepentingan dalam negeri. "Pada intinya adalah bagaimana kepentingan luar negeri dapat menyelamatkan kepentingan dalam negeri," kata Arief.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement