REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan Indonesia dan Cina harus saling dukung baik dalam kerangka hubungan bilateral kedua negara dalam berbagai bidang, maupun dalam bingkai kerja sama internasional. Hal itu dikatakan JK di Beijing, Rabu (12/9) petang, usai mengunjungi pabrik farmasi dan alat-alat medis di Yantai, Propinsi Shandong.
Kedua negara, kata dia,sedang giat membangun dan perlu pertumbuhan ekonomi yang kuat. Indonesia memerlukan produk dan investasi dari Cina, dan sebaliknya China memerlukan banyak sumber daya alam Indonesia. "Oleh karena itu, perlu adanya suatu keseimbangan dan solusi yang saling menguntungkan kedua belah pihak agar rakyat kedua negara dapat bersama menikmati pertumbuhan ekonomi yang ada," ucapnya.
Indonesia tidak boleh lagi mengekspor bahan baku ke negara manapun, termasuk Cina, agar produk yang diekspor memiliki nilai tambah dan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia, ujar JK. Cina, lanjut JK, hendaknya juga menghargai kebijakan Indonesia dengan membeli produk-produk Indonesia dengan harga yang pantas sesuai produk yang dihasilkan.
"Jika Indonesia hanya menjual bahan baku, sumber daya alam akan terkuras habis tanpa nilai tambah yang memadai, dan harga beli pun akan rendah. Dan nilai ekonomi pun tidak dapat dinikmati maksimal oleh rakyat Indonesia," katanya.
Dia menilai secara umum hubungan Indonesia dan Cina kini telah berjalan baik dan semakin baik. "Jika dulu sempat ada pasang surut itu wajar dalam sebuah hubungan. Kedepan kita harus ciptakan hubungan yang saling mendukung, saling menghormati dan menghargai satu sama lain," ujarnya.