Kamis 13 Sep 2012 05:58 WIB

Kedubes AS Diserang, Inilah Kritik Romney untuk Obama

Barack Obama vs Mitt Romney
Foto: AP
Barack Obama vs Mitt Romney

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON---Menyusul serangan-serangan terhadap pos-pos diplomatik Amerika di Libya dan Mesir, kandidat presiden Amerika dari partai Republik Mitt Romney membela kritik sebelumnya terhadap pemerintahan Obama.

Serangan terhadap kedutaan Amerika di ibukota Mesir, Kairo, dan konsulat Amerika di Benghazi, Libya, dikaitkan dengan video amatir yang dibuat di Amerika, yang dianggap umat Islam menghina Nabi Muhammad. Empat diplomat Amerika, termasuk Duta Besar Amerika untuk Libya J Christopher Stevens, tewas dalam serangan di Benghazi.

Sewaktu berbicara kepada wartawan di Jacksonville, Florida, Romney mengatakan pemerintah keliru mengeluarkan pernyataan yang menurutnya, bersimpati pada mereka yang menerobos kedutaan Amerika di Mesir, bukannya mengecam tindakan mereka.

Setelah serangan itu, Kedutaan Amerika di Kairo mengeluarkan pernyataan yang mengutuk upaya-upaya orang-orang yang terpedaya untuk menyakiti perasaan umat Islam. Pernyataan kedutaan itu dilansir sebelum korban tewas di Libya diumumkan.

Romney menyebut pernyataan kedutaan itu memalukan. Sebagai tanggapan, jurubicara kampanye Obama Ben LaBolt mengatakan ia terkejut dengan serangan politik kandidat partai Republik pada waktu Amerika menghadapi kematian tragis diplomatnya di Libya.

Setelah itu Romney juga sempat membela kritik terdahulunya, dengan mengatakan pernyataan dari Kedutaan Amerika di Kairo serupa dengan permintaan maaf, salah perhitungan yang parah, dan tidak konsisten dengan prinsip-prinsip Amerika. Ia juga menyatakan serangan di Libya itu keterlaluan dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga keempat diplomat Amerika yang tewas.

Presiden Barack Obama dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan bahwa tidak ada pembenaran bagi kekerasan tidak masuk akal yang menewaskan para diplomat Amerika di Libya dan mereka yang bertanggung jawab harus diajukan ke pengadilan.

 

sumber : voaindonesia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement