Kamis 13 Sep 2012 15:32 WIB

Diplomat AS di Libya Terbunuh, Ini Dia Reaksi DK PBB

Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Benghazi, Libya, terbakar saat sekelompok demonstran menggelar aksi memprotes film yang diproduksi di Amerika Serikat pada 11 September.
Foto: Reuters/Esam Al-Fetori
Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Benghazi, Libya, terbakar saat sekelompok demonstran menggelar aksi memprotes film yang diproduksi di Amerika Serikat pada 11 September.

REPUBLIKA.CO.ID, PBB---Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Rabu mengutuk serangan mematikan terhadap misi diplomatik Amerika Serikat dan personel di Benghazi, Libya, yang menewaskan duta besar AS dan tiga diplomat Amerika lainnya.

Ke-15 anggota dewan "menyatakan simpati yang mendalam dan belasungkawa yang tulus kepada para korban tindakan keji dan keluarga mereka," kata DK PBB dalam satu pernyataan pers yang dikeluarkan di markas PBB.

"Para anggota Dewan Keamanan juga mengutuk dalam istilah terkuat serangan terhadap Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kairo, Mesir, pada 11 September," kata pernyataan itu.

"Para anggota Dewan Keamanan menggarisbawahi perlunya untuk membawa pelaku tindakan ke pengadilan," kata pernyataan itu.

Mereka mengatakan kegiatan tersebut merupakan tindakan yang tak bisa dibenarkan terlepas apa motivasi mereka, kapanpun dan oleh siapapun dilakukan.

"Para anggota Dewan Keamanan mengingatkan prinsip dasar diplomatik dan konsuler tidak dapat diganggu gugat, dan kewajiban pemerintah setempat, termasuk berdasarkan Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik tahun 1961 dan Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler, untuk mengambil semua langkah yang tepat guna melindungi tempat diplomatik dan konsuler dari setiap gangguan atau kerusakan.

"Ketentuan tersebut juga meminta pemerintah setempat untuk mencegah gangguan kedamaian misi-misi atau penurunan martabat mereka, dan mencegah serangan-serangan terhadap misi diplomatik dan konsuler," katanya.

Dewan Keamanan juga meminta semua pihak yang berwenang untuk melindungi properti diplomatik dan konsuler serta personel mereka, dan menghormati kewajiban internasional dalam hal ini, tambahnya.

"Para anggota Dewan Keamanan menggarisbawahi komitmen lama masyarakat internasional untuk mendukung keberhasilan transisi Libya ke demokrasi yang damai dan sejahtera," tambah pernyataan itu.

Ratusan demonstran, yang marah terhadap film buatan AS yang diduga menghina Nabi Muhammad SAW, masuk ke gedung konsulat AS di Benghazi pada Selasa malam, dan membakar bangunan itu.

Wanis Sharef, seorang wakil menteri dalam negeri Libya yang bertanggung jawab atas urusan keamanan negara di timur, menegaskan kepada pers pada Rabu bahwa duta besar AS untuk Libya, Christopher Stevens, 52 tahun, tewas bersama dengan tiga staf lain kedutaan AS.

Saat itu mereka pergi ke konsulat untuk mencoba mengevakuasi staf pada saat gedung itu diserang oleh gerombolan bersenjata dengan senapan dan granat berpeluncur roket.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement