Jumat 14 Sep 2012 13:39 WIB

Putin Kutuk Pembunuhan Diplomat AS

Vladimir Putin
Foto: Misha Japaridze/AP
Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis mengutuk serangan baru pada konsulat Amerika Serikat di Benghazi, Libya, yang merenggut nyawa empat diplomat AS.

"Kita mengutuk kejahatan tersebut dan menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga korban," kata Putin kepada wartawan di kediamannya di resor Laut Hitam Sochi.

"Membunuh adalah kejahatan yang mengerikan, dan dalam kasus ini adalah pembunuhan diplomat, yang dilindungi oleh konvensi internasional," katanya.

Sementara itu, Putin menegaskan argumennya bahwa Barat tidak harus mendukung konflik antara demonstran dan rezim, karena konflik dapat menyebabkan konsekuensi tak terduga dan berbahaya.

"Kami tidak mendukung setiap kelompok bersenjata yang berusaha untuk menyelesaikan masalah-masalah politik internal dengan cara kekerasan. Kami tidak mengerti tujuan akhir orang-orang ini," kata Putin.

Dia menambahkan bahwa mendukung kelompok-kelompok bersenjata hanya dapat menghasilkan situasi kebuntuan. "Kami khawatir bahwa wilayah tersebut bisa jatuh ke dalam kekacauan, dan itulah apa yang terjadi sekarang," katanya.

Presiden juga mengharapkan tragedi baru-baru ini akan meyakinkan negara-negara Barat untuk mengintensifkan upaya terkoordinasi dengan Rusia dalam perang bersama melawan ekstremisme dan ancaman umum.

Video amatir buatan Amerika mencela Islam menyebabkan pembunuhan duta besar AS untuk Libya Christopher Stevens dan tiga diplomat AS lainnya di Benghazi saat ratusan demonstran menyerbu dan membakar gedung konsulat AS pada Selasa malam.

Kekerasan anti-AS juga meletus di Mesir dan Yaman pada beberapa hari terakhir.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement