REPUBLIKA.CO.ID, Jepang mengumumkan rencana untuk menghapuskan sama-sekali penggunaan energi nuklir dalam tiga dekade berikut sebagai bagian dari kebijakan energi yang diubah setelah terjadinya bencana nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima.
Rencana yang diumumkan hari Jumat oleh sebuah panel Kabinet Jepang merupakan peralihan besar dalam pendirian pemerintah mengenai energi nuklir, yang pernah menghasilkan sepertiga tenaga listrik negara yang miskin sumber daya itu.
Meskipun rencana tersebut menghendaki penutupan semua reaktor nuklir Jepang sebelum tahun 2040, rencana itu juga mengusulkan bahwa reaktor-reaktor yang didapati aman dapat dimulai kembali untuk menjamin pasokan energi listrik yang dapat diandalkan.
Semua kecuali dua dari ke-50 reaktor nuklir di Jepang berhenti beroperasi bulan Mei untuk pemeriksaan keamanan. Pemerintahan Perdana Menteri Yoshihiko Noda telah menghadapi protes oleh orang-orang yang menyerukan penghentian segera energi nuklir setelah terjadi bencana nuklir 18 bulan yang lalu.