REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Meski secara resmi telah menjadi Presiden Rusia untuk kali kedua, aksi unjuk rasa menentang Vladimir Putin tidak pernah berhenti. Hal itu dibuktikan puluhan ribu warga Rusia yang turun ke jalan ibukota Moskow.
Akibatnya, pihak kepolisian setempat menurunkan lebih dari tujuh ribu anggotanya beserta resersenya untuk mengamankan jalannya aksi unjuk rasa.
Para pengunjuk rasa menuntut reformasi sosial dan politik, pemilu yang jurdil dan kebebasan untuk mengeritik pemerintah lewat siaran televisi resmi.
Tuntutan-tuntutan lainnya termasuk pemilu legislatif dan pilpres secepatnya dan dukungan dari pemerintah yang lebih memadai untuk rakyat Rusia.
sumber : www.radioaustralia.net.au
Advertisement