Ahad 16 Sep 2012 19:05 WIB

Warga Inggris tak Hendaki Keberadaan Imigran dan Muslim di Negaranya

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Hafidz Muftisany
Aksi-aksi Islamophobia di AS yang direkam media dan CAIR
Foto: CAIR
Aksi-aksi Islamophobia di AS yang direkam media dan CAIR

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON-- Penolakan masyarakat Inggris terhadap imigran masih sangat tinggi. Begitu-pun penolakan masyarakat yang tidak menghendaki keberadaan Muslim di negara tersebut. Hal itu terlihat dari hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei di Inggris YouGov, terhadap 1750 responden di Inggris.

Lembaga tersebut mengungkapkan, sekitar 41 persen masyarakat Inggris lebih memilih partai politik yang berjanji menghentikan tingginya angka imigran, berbanding 28 persen bagi partai yang mempromosikan multikulturisme.Sedangkan 37 persen lebih memilih partai yang mengurangi jumlah populasi umat Muslim, dan menolak kehadiran Islam di masyarakat, berbanding 23 persen yang mengatakan akan membuat mereka berkurang.

Matius Goodwin dari Extremis Project, Lembaga Independen Pemantau Gerakan Ekstrem dan Terorisme, dalam satu penelitian mengatakan, meskipun di Inggris tidak terdapat partai konservatif yang memiliki kecenderungan ekstrem, namun rentan bagi masyarakat di Eropa dan Inggris terutama, terhadap ideologi sayap kanan. "Hasil survei tersebut menunjukkan kecemasan publik atas garis utama politikus,'' kata Matius, seperti dikutip The Guardian, Ahad (16/9).

Menurut dia, kecemasan publik tersebut juga terihat dari gerakan dan peran Muslim saat ini. Diaspora Islam dan keberadaan imigran yang tinggi masuk ke bagian-bagian Eropa, juga menjadi persoalan penting berdasar dari survei-survei yang dilakukan banyak lembaga.

Sementara di belahan Eropa lainnya, partai sayap kanan telah mendapatkan peran politik yang meningkat. Marine le Pen's National Front, partai politik sayap kanan di Yunani telah membuktikan rentannya pengaruh partai konservatif dalam penolakan terhadap imigran. 6,5 juta suara dalam jajak pendapat di negeri para dewa itu mendukung partai Neo-Nazi, perolehan partai tersebut meningkat dari tujuh persen menjadi 10,5 persen dalam pemilu terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement