REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Seorang prajurit tewas dan delapan orang lagi --enam prajurit dan dua warga sipil-- cedera, Ahad (16/9), dalam satu serangan yang diduga dilancarkan oleh gerilyawan terhadap satu bangunan keamanan di Gubernuran Sinai Utara, Mesir, kata militer di dalam satu pernyataan melalui televisi.
Beberapa "penjahat dan anggota aliran fanatik" pada Ahad pagi secara membabi-buba mulai menembaki bangunan markas keamanan di dekat Desa Mahida, sekitar 15 kilometer di sebelah selatan Kota Sheikh Zayed. Mereka menggunakan senjata otomatis, granat berpeluncur roket dan senjata lain, kata Juru Bicara Angkatan Darat Ahmed Mohamed Ali.
Dua warga sipil --seorang anak perempuan yang berumur 10 tahun dan seorang perempuan tua-- cedera, ketika bentrokan terjadi antara personel Angkatan Bersenjata dan gerilyawan, kata Ali.
Ia menambahkan 10 anggota kelompok "penjahat dan kaum fanatik" ditangkap, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin pagi.
Seorang prajurit tewas akibat luka serius di ginjalnya setelah penembakan, kata kantor berita resmi Mesir, MENA.
Pimpinan militer mengeluarkan pernyataan mengenai kemajuan operasi militer yang dilancarkan di Sinai Utara, guna menjernihkan keterangan yang diedarkan oleh media, kata Ali.
"Anggota Angkatan Bersenjata melalui kerja sama dengan polisi sipil dan anggota Angkatan Udara telah melancarkan aksi keamanan yang ditujukan kepada penjahat dan anasir fanatik di Sinai Utara," kata pernyataan tersebut.
Ditambahkannya, Angkatan Udara memantau tempat persembunyian gerilyawan guna membantu polisi menguasainya.
Ali menambahkan Angkatan Bersenjata melancarkan operasi di Sinai sesuai dengan peraturan guna menjamin keselamatan warga sipil.
"Senjata dihadapi dengan senjata" adalah pendekatan pasukan militer, kata Ali. "Tak peduli apa yang mungkin dikorbankan, kami bertekad untuk mewujudkan keamanan dan keselamatan rakyat kami."