Senin 17 Sep 2012 18:15 WIB

Iran Kirim Pasokan ke Suriah Via Irak

Rep: Devi Qnggraini Oktavika/ Red: Djibril Muhammad
 Sejumlah Tentara Pembebasan Suriah berlindung saat baku tembak dengan tentara pemerintah Suriah di sebuah jalan di distrik Amariya Aleppo, Suriah, Senin (10/9).    (Manu Brabo/AP)
Sejumlah Tentara Pembebasan Suriah berlindung saat baku tembak dengan tentara pemerintah Suriah di sebuah jalan di distrik Amariya Aleppo, Suriah, Senin (10/9). (Manu Brabo/AP)

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Iran menggunakan wilayah Irak untuk menerbangkan pasokan ke Presiden Suriah Bashar al-Assad. Selain itu, ribuan pejuang gerilyawan asal negeri para Mullah itu juga telah menyeberang melalui negara tersebut.

Hal itu dikatakan wakil presiden Irak yang kini buron, Tareqal-Hashemi, Ahad (16/9) kemarin. Al-Hashemi mengatakan pemerintahan Perdana Menteri Nuri al-Maliki telah gagal menghentikan amunisi dan persenjataan mencapai pasukan Assad.

"Negara saya sayangnya menjadi koridor Iran untuk mendukung rezim otokratis Bashar al-Assad. Tidak ada keraguan tentang hal itu," katanya dalam sebuah wawancara di Istanbul.

Ia menambahkan, isu tersebut tidak hanya menyangkut wilayah udara Irak. "Ada ribuan gerilyawan di dalam wilayah Suriah sekarang, mendukung Bashar al-Assad dan membunuhi orang-orang Suriah yang tidak bersalah," katanya mengutip sebuah laporan yang diterimanya dari oposisi di Suriah dandari Provinsi Anbar, Irak.

Lebih jauh, ia mengatakan pejuang milisi Irak telah ditahan di wilayah Suriah oleh anggota oposisi Suriah. Semua tuduhan itu dibantah penasihat senior Perdana Menteri Maliki, Ali al-Moussawi.

Al-Moussawi mengatakan, negaranya berkomitmen untuk tidak memihak manapun dalam konflik Suriah. ".. Irak tidak akan membiarkan negara manapun menggunakan wilayah udaranya untuk mengangkut senjata ke Suriah," katanya.

Sementara itu, pemimpin Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan pada Ahad (16/9), anggota IRGC menyediakan bantuan non-militer di Suriah. Ia menambahkan, Iran mungkin akan terlibat secara militer jika sekutu terdekatnya itu diserang.

Negara-negara Barat dan kelompok oposisi Suriah telah lama menduga Iran memiliki pasukan di Suriah. Namun dugaan tersebut telah dibantah negara yang dipimpin Ahmadinejad itu. Al-Hashemi mengatakan, Irak telah memungkinkan Iran untuk melanggar sanksi ekonomi yang bertujuan memaksa Republik Islam itu menghentikan program nuklirnya.

Ia menambahkan, orang-orang Iran menggunakan bank-bank di Irak untuk membeli dolar AS, yang selanjutnya mereka selundupkan kembali ke Iran. Al-Hashemi menegaskan, pemerintah Irak telah gagal untuk menegakkan sanksi terhadap Suriah.

"Ini tidak hanya memperpanjang rezim Assad, tetapi di saat yang sama juga memperdalam kemiskinan di Irak, karena kita masih membutuhkan (setiap) satu dolar AS," katanya.

Secara terpisah, pemerintahan Maliki mengatakan negaranya menginginkan hubungan yang baik dengan AS, dan sekaligus memiliki hubungan yang dekat dengan musuh AS, Iran. Hashemi melarikan diri dari Irak setelah pihak berwenang mengeluarkan surat perintah penangkapannya Desember lalu.

Sebuah pengadilan Irak menjatuhkan hukuman mati Ahad lalu atas tuduhan memimpin regu kematian. Politisi senior Muslim Sunni itu mengatakan kasus tersebut bermotif politik dan dibangun di atas kesaksian yang dilakukandi bawah penyiksaan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement