REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN--Peluncuran film anti Islam berjudul ''Innocence of Muslims'' menuai protes di beberapa negara di dunia. Amerika Serikat (AS) dan negara barat lainnya dituding berada di balik pembuatan film tersebut.
Namun, tudingan tersebut terus dibantah oleh AS dan negara barat lainnya. Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengatakan AS dan negara Eropa harus berani membuktikan bahwa mereka tidak terlibat dalam film itu.
''Mereka harus berani membuktikan jika mereka tidak terlibat dalam produksi film anti-Islam. Ini bukan hanya dengan kata-kata,'' kata Khamenei pada Senin, (17/9) seperti dikutip dari Press TV.
Khamenei menilai bentuk kampanye islamofobia biasanya selalu dikaitkan dengan AS dan negara Eropa lainnya. ''Karenanya pemimpin negara itu harus membuktikan bahwa mereka bukan antek-antek kejahatan besar itu. Salah satunya dengan mencegah kejadian serupa tidak terjadi lagi,'' kata dia.
Pemimpin Revolusi Islam Iran ini menganggap pembuatan film tersebut sebagai bentuk frustasi para musuh-musuh Islam. Mereka khawatir Islam akan bangkit dan jaya. Tak hanya itu, dia juga mengkritik sikap pemerintah AS.
''Apakah penghinaan terhadap Islam dan kesuciannya dapat dianggap sebagai kebebasan berbicara?,'' katanya. Dia menilai gelombang unjuk rasa besar-besaran yang terjadi saat ini, membuktikan kebencian mendalam mereka terhadap sikap arogan dan Zionis dari AS.
Khamenei menilai negara-negara Muslim akan muncul sebagai pemenang dalam konfrontasi itu.Seperti diketahui sebelumnya, peluncuran flm ''Innocence of Muslims'' memicu aksi demo di seluruh negara dunia. Sebagian besar aksi demo tersebut berujung dengan bantrokan.
Akibatnya, beberapa orang dilaporkan tewas termasuk Duta Besar AS untuk Libya, Christopher Stevens. Para pendemo menilai film tersebut telah menghina nabi Muhammad SAW dan umat muslim dunia.